kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaring Investor Strategis, Bank Banten Temui Islamic Development Bank di Jeddah


Rabu, 04 Mei 2022 / 15:36 WIB
Jaring Investor Strategis, Bank Banten Temui Islamic Development Bank di Jeddah
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung uang pecahan rupiah di kantor cabang Bank Banten Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk terus melakukan upaya penyehatan perseroan. Oleh sebab itu, bank bersandi saham BEKS ini berupaya menggandeng investor strategis dengan membuka kesempatan bagi potential investor yakni Islamic Development Bank (IsDB).

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin berkesempatan untuk memaparkan capaian kinerja Perseroan tahun 2021 dan prospek kedepannya di hadapan komite investasi ICD (Islamic Corporation for the Development of the Private Sector). 

Agus menyatakan pertemuan di kantor pusat IsDB tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Jakarta. Bulan Maret lalu, saat bertemu dengan Presiden IsDB dan Direksi IsDB, beliau diundang untuk memaparkan kinerja Bank Banten di di komite investasi ICD. 

“Secara umum, ICD mengapresiasi perbaikan kinerja Bank Banten di tahun 2021 serta corporate plan yang telah dipersiapkan hingga tahun 2026, dan akan dieskalasi ke proses kajian lebih lanjut. Semoga pertemuan ini dapat ditindaklanjuti untuk berkolaborasi yang saling menguntungkan, “ tutur Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (4/5).

Islamic Development Bank (IsDB) merupakan lembaga keuangan internasional yang didirikan melalui deklarasi kesepakatan yang dikeluarkan oleh konferensi pertama menteri keuangan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada bulan Desember 1973 di Jeddah, Saudi Arabia, yang kini beranggotakan 57 negara, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Genjot Kinerja, Perbankan Ramai Terbitkan Surat Utang

Sedangkan The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) adalah lembaga keuangan multilateral dan merupakan bagian dari Islamic Development Bank (IsDB). 

ICD didirikan pada November 1999 untuk mendukung pembangunan ekonomi negara-negara anggotanya melalui penyediaan pembiayaan untuk proyek-proyek swasta, mempromosikan persaingan dan kewirausahaan, memberikan layanan konsultasi kepada pemerintah dan perusahaan swasta dan mendorong investasi lintas batas.

Bank Banten kini tengah melakukan langkah-langkah strategis untuk menajamkan target audience serta berfokus di market primer perseroan yaitu regional Banten. Kedepannya, Bank Banten akan terus melakukan berbagai diversifikasi layanan untuk menjawab tantangan yang ada. 

Asal tahu saja, Bank Banten membukukan rugi periode berjalan setelah pajak sebesar Rp 265,18 miliar di 2021. Rugi tersebut berhasil ditekan lebih baik 20,88% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 308,16 miliar.  

BEKS menutup tahun 2021 dengan kredit mencapai Rp 3,08 triliun dan modal mencapai Rp 1,89 triliun. Hal ini dicapai di antaranya dengan mendongrak pendapatan sepanjang tahun 2021, dimana pendapatan bunga bersih tumbuh 90% secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp 67,02 miliar dari Rp 35,23 miliar.

“Perbaikan ini sejalan dengan milestone yang kami rencanakan. Tahun 2022 merupakan tahap kedua dari fase perbaikan kinerja perseroan, yaitu fase akselerasi pertumbuhan. Pada tahap ini kami melanjutkan pengembangan layanan digital, dalam rangka integrasi pengembangan teknologi informasi untuk menunjang terlaksananya ekosistem ekonomi keuangan daerah Banten,” kata Agus. 

Pada Desember 2021, aset meningkat secara signifikan sebesar 65,7% ke angka Rp 8,85 triliun, dari Rp5,34 triliun pada 31 Desember 2020. Hal ini didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat secara signifikan sebesar 79,8% ke angka Rp4,64 triliun, dari Rp 2,58 triliun pada 31 Desember 2020. 

Baca Juga: Penyaluran Kredit Naik, Bankir Optimistis Laba Terkerek di Kuartal I 2022

Kenaikan DPK secara signifikan mengindikasikan meningkatnya kepercayaan nasabah untuk menempatkan dana di Bank Banten. Demikian pula, pendapatan operasional selain bunga naik 45,8% secara yoy menjadi Rp 41,85 miliar dari Rp 28,7 miliar.

Di sisi biaya, perseroan juga melakukan efisensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp241 miliar, turun 27,7% dibandingkan Desember 2020, serta beban operasional selain bunga juga turun menjadi Rp313 miliar, membaik 2,7% secara tahunan.

Agus menuturkan bahwa sepanjang tahun 2021 merupakan fase penyehatan bagi Bank Banten. Periode 2021 merupakan masa penyehatan dengan 4 fokus utama. Mulai dari memperbaiki kualitas aktiva produktif, menjaga likuiditas bank, Memperkuat permodalan Bank dan Mengimplementasikan perbaikan Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan arahan OJK. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×