Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan kinerja positif terkait piutang pembiayaan. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan piutang pembiayaan CNAF tercatat sebesar Rp 11,91 triliun per Mei 2025.
"Nilai itu tumbuh 29%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,20 triliun," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (4/7).
Ristiawan menerangkan pertumbuhan piutang pembiayaan CNAF disebabkan meningkatnya penyaluran pembiayaan baru perusahaan. Dia tak memungkiri kondisi market sedang melemah, tetapi CNAF mampu mempertahankan kinerja dengan tetap tumbuh konsisten.
Pada 2025, Ristiawan menyampaikan CNAF menargetkan piutang pembiayaan dapat tumbuh di kisaran 9%. Dalam upaya mencapai target tersebut, dia menyebut CNAF mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan lebih selektif dalam menyalurkan kredit pembiayaan kepada calon nasabah.
Baca Juga: Pembiayaan Modal Kerja CNAF Tumbuh Tipis 2%, Debitur Masih Tahan Ekspansi
Sebagai bentuk penguatan analisis kredit, CNAF juga menerapkan metode application score untuk mendukung pengambilan keputusan pembiayaan.
"Selain itu, perusahaan juga makin memperkuat sinergi dengan induk usaha, yang berfokus kepada segmen nasabah existing yang mempunyai histori transaksi yang baik dengan menawarkan cross selling produk. Ditambah, CNAF juga menawarkan additional order and repeat order bagi nasabah existing," tuturnya.
Untuk memudahkan calon nasabah dalam proses pengajuan, Ristiawan menerangkan CNAF mengedepankan digitalisasi yang menjadikan proses transaksi mudah, aman, dan sederhana. Dalam upaya menggenjot pertumbuhan realisasi kredit, dia menyebut CNAF juga terus membina hubungan baik dengan semua mitra bisnis.
"Dengan menjalankan berbagai strategi tersebut, CNAF optimistis dapat mencapai target pertumbuhan piutang pembiayaan pada 2025," kata Ristiawan.
Sampai saat ini, Ristiawan melihat terdapat tantangan yang dihadapi sepanjang 2025, seperti pelemahan daya beli konsumen sehingga berdampak terhadap penurunan penjualan kendaraan di industri otomotif. Tak dapat dipungkiri, dia bilang industri otomotif merupakan salah satu objek pembiayaan terbesar di industri pembiayaan.
Meskipun demikian, Ristiawan masih optimistis dapat bertumbuh pada 2025 melalui diversifikasi produk yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan multifinance per Mei 2025 mencapai Rp 504,58 triliun. Nilai itu tumbuh sebesar 2,83%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Adira Finance Catat Pembiayaan Modal Kerja Naik 12%, Sambut Positif Aturan Baru OJK
Selanjutnya: Ini Lima Pemain Manchester United yang Ingin Hengkang dari Old Trafford
Menarik Dibaca: Inilah Lauk Pauk yang Cocok untuk Dikonsumsi Penderita Asam Urat dan Kolesterol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News