kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Jelang Akhir Tahun, Bank Bakal Tancap Gas Demi Kinerja Bagus


Minggu, 12 Oktober 2025 / 15:34 WIB
Jelang Akhir Tahun, Bank Bakal Tancap Gas Demi Kinerja Bagus
ILUSTRASI. Perbankan bakal makin tancap gas di kuartal IV-2025 untuk mengejar kinerja positif di sepanjang tahun 2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki periode kuartal terakhir di 2025 ini, bisa dipastikan bank bakal makin tancap gas mengingat kinerjanya terbilang lesu. Pasalnya, ini menjadi kesempatan terakhir bagi bank untuk memoles kinerjanya agar laporan keuangan secara tahunan bisa terlihat positif.

Seperti diketahui, pertumbuhan kredit saja per Agustus 2025 baru mencapai 7,56% secara tahunan (YoY). Jika pertumbuhan tersebut tak banyak berubah, bisa dibilang tahun ini menjadi pertumbuhan kredit perbankan terlambat pasca Covid-19, tepatnya sejak tahun 2022.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung tetap optimistis dengan proyeksi pertumbuhan kredit dari bank sentral ini di kisaran 8% hingga 11%. Di mana, ia mengamini perbankan bakal mengejar target tersebut di kuartal terakhir ini.

“Biasanya bank-bank ngebut di triwulan 4,” ujar Juda kepada KONTAN, Jumat (10/10/2025).

Baca Juga: Harga Melonjak, Bisnis Emas Perbankan Syariah Kian Berkilau

Ia bilang ada beberapa hal yang bisa dioptimalkan untuk mengejar pertumbuhan tersebut. Misalnya, tren penurunan suku bunga acuan seharusnya bisa membuat bank segera menyesuaikan suku bunga dana dan kredit. Harapannya, sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti properti akan bangkit.

Sebagai gambaran, kredit properti pada periode Agustus 2025 tercatat baru tumbuh sekitar 4,6% secara tahunan menjadi senilai Rp 1.458,1 triliun. Untungnya, perbaikan telah terlihat di mana bulan sebelumnya hanya tumbuh 4,3% YoY.

“Sektor manufaktur, jasa dunia usaha, dan pertambangan juga masih menjadi leading sektor,” tambah Juda.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae berharap bank untuk selalu fokus  terhadap fungsi utamanya yaitu sebagai lembaga intermediasi, yang senantiasa menjaga profesionalisme dan kepercayaan masyarakat, serta menjaga stabilitas kondisi perbankan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Selain itu, bank juga diminta untuk tetap mengedepankan aspek prudensial dan melakukan pengawasan yang ketat untuk mencegah timbulnya pemburukan kredit di masa depan.

Baca Juga: Prospek Bank Digital Semakin Cerah, Cermati Saham Pilihan Analis

Oleh karenanya, ia  meminta agar bank secara rutin melakukan stress test dan asesmen terhadap kekuatan permodalannya untuk menyerap potensi penurunan kualitas aset akibat perubahan kondisi makro ekonomi.

“utamanya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan perubahan kebijakan global maupun domestik yang cukup cepat,” ujarnya.

Dari sisi perbankan sendiri, Corporate Secretary BTN Ramon Armando melihat masih ada potensi bagi bank yang fokus pada kredit properti ini untuk tumbuh dua digit. Sekadar mengingatkan, pertumbuhan kredit BTN per Agustus 2025 baru mencapai 5,66% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Kami memaksimalkan tambahan kuota KPR subsidi yang diberikan pemerintah serta memperkuat pembiayaan ekosistem perumahan,” ujar Ramon.

Ia bilang upaya tersebut akan dipacu melalui percepatan penyaluran KPR subsidi, pengembangan KPR non-subsidi, serta akselerasi kredit komersial untuk pembiayaan konstruksi perumahan dan kredit korporasi. 

“Dengan strategi tersebut, meskipun waktu yang tersisa hanya tiga bulan, BTN tetap melihat ruang akselerasi pertumbuhan, khususnya melalui integrasi pembiayaan perumahan dengan dukungan sektor komersial dan korporasi,” tambahnya.

Sementara itu, di kalangan bank besar, Bank Mandiri menjadi salah satu yang sudah mampu meningkatkan penyaluran kredit hingga dua digit. Tepatnya, pertumbuhan kredit bank berlogo pita emas ini tumbuh 10,74% YoY per Agustus 2025.

Baca Juga: Saham Bank-Bank Besar Masih Menarik, Cermati Rekomendasi Analis

Direktur Keuangan Bank Mandiri Novita W. Anggraini bilang pertumbuhan kredit di Bank Mandiri telah melebihi pertumbuhan secara industri. Namun, ia menegaskan pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang prudent, tercermin dari rasio NPL yang masih terjaga di level 1,08%. 

Sejalan dengan peningkatan kualitas aset tersebut, beban CKPN yang dibentuk oleh Bank Mandiri sampai Agustus 2025 dapat dijaga terkendali, yakni turun 25,6% YoY mencapai Rp 4,5 triliun, dengan cost of credit yang tetap terjaga di bawah 1%.

“Kami tetap disiplin dalam menyeimbangkan antara ekspansi kredit yang berkualitas dan pengelolaan likuiditas yang hati-hati agar pertumbuhan laba Bank Mandiri tetap sehat, berkelanjutan dan optimal,” ujarnya.

Selanjutnya: Industri Sambut Rencana Hilirisasi Kelapa, Tapi Berikan Catatan Ini

Menarik Dibaca: Simak yuk 7 Strategi Kelola Keuangan Cerdas Saat Dana Anda Terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×