Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis emas yang dijalankan oleh mayoritas bank syariah semakin berkilau di tahun ini. Pasalnya, harga si kuning yang merupakan aset safe haven ini terus menanjak sejak awal tahun di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti.
Mengutip situs resmi logam mulia, harga emas Antam Logam Mulia telah mencapai Rp 2,299 juta per gram pada Sabtu (11/10/2025). Artinya, jika dibandingkan dengan harga emas pada akhir 2024 yang sebesar Rp 1,51 juta per gram, harga emas Antam sudah naik 51,75%.
Dengan tingginya minat pada aset ini, bank-bank syariah yang memiliki bisnis emas turut menuai berkah. Ambil contoh, BSI yang sejak awal tahun juga dinobatkan sebagai bullion bank karena telah memiliki total nilai bisnis emas mencapai Rp 17 triliun.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo bilang sejak memiliki status bullion bank pada Februari 2025 hingga September 2025, sudah ada tabungan emas mencapai 1,1 ton. Di mana, itu berasal dari 200 ribu nasabah yang menabung emas di BSI.
Baca Juga: BSI Bidik Bisnis Emas Sentuh Rp 100 Triliun di Tahun 2030
“Karena dengan mereka punya tabungan emas, Mereka bisa merasa bahwa setiap bulan mereka punya kesempatan untuk ada penambahan keuntungan,” ujar Anggoro ketika ditemui di Gedung BSI, Kamis (9/10/2025).
Lebih lanjut, ia bilang saat ini pihaknya segera menuntaskan layanan baru yang memang boleh dijalankan oleh bullion bank, yaitu pembiayaan emas. Anggoro menyebutkan BSI sudah mengajukan izin untuk menjalankan bisnis tersebut ke regulator, dalam hal ini OJK. Harapannya, akhir tahun ini bisa jalan.
Hanya saja, ia menilai ada tantangan untuk menjalankan layanan pembiayaan emas ini. Adalah penetrasi ke pasar dengan memperkenalkan produk emas yang dimiliki bank syariah terbesar di Indonesia ini yaitu BSI gold.
Sebagai gambaran, layanan pembiayaan emas itu nantinya BSI akan memberikan pinjaman bukan dalam bentuk uang melainkan emas. Nah, ini biasanya akan berguna untuk toko-toko perhiasan dalam hal melengkapi produk emasnya.
“Kita memastikan bahwa BSI Gold itu ada di toko-toko emas. Caranya ya kerjasama dengan reseller-reseller supaya bisa penetrasi ke toko emas. Kalau sudah tersebar kan orang percaya ada pasarnya,” ujarnya.
Baca Juga: Pembiayaan Bisnis Emas BSI Melesat 88,25% per kuartal II 2025
Sementara itu, Direktur BCA Syariah Pranata mengungkapkan saat ini masyarakat sudah melihat emas sebagai alternatif investasi yang cenderung stabil dalam jangka panjang. Terlebih, harga emas dunia kini sedang mencapai all time high sehingga membuat membuat permintaan terhadap emas meningkat.
Ia mengungkapkan pada September 2025, pembiayaan Emas iB sudah tumbuh positif 161.2% secara year-on-year (YoY) dan mencapai Rp 350 miliar. Menurutnya, ini mencerminkan tingginya minat emas dari nasabah BCA Syariah.
Selain tingginya minat, ia bilang faktor lain yang mendukung pertumbuhan tersebut antara lain peningkatan kegiatan pemasaran melalui expo, kemudahan akses pengajuan pembiayaan melalui aplikasi BSya by BCA Syariah, juga opsi pembiayaan yang terjangkau dengan gramasi mulai dari 5 gram dan uang muka mulai dari 10%.
“BCA Syariah terus mengikuti perkembangan industri dan saat ini sedang mempelajari bisnis bullion bank sebagai bagian dari eksplorasi inovasi produk syariah,” ujarnya.
Melengkapi, Direktur CIMB Niaga Syariah Pandji P. Djajanegara juga mengakui bahwa tingginya minat masyarakat terhadap emas turut dirasakan. Ia merinci pembiayaan cicil emas sudah mencapai lebih dari Rp 1 triliun per Agustus 2025 dan tumbuhnya sekitar 21% YoY.
Pandji bilang pihaknya ke depan akan terus mengembangkan bisnis emas baik pembiayaan emas maupun tabungan emas. Namun untuk menjadi bullion bank, ia bilang hal tersebut masih dilakukan kajian secara internal.
Selanjutnya: Aset Perusahaan Penjaminan Capai Rp 48,83 Triliun per Agustus 2025
Menarik Dibaca: Simak yuk 7 Strategi Kelola Keuangan Cerdas Saat Dana Anda Terbatas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News