Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Jiwasraya memakai cara-cara baru untuk menggenjot kontribusi asuransi mikro. Satu-satunya perusahaan asuransi jiwa pelat merah ini per tahun 2013 akan menyasar kelompok-kelompok tani untuk memasarkan produk mikro.
Jalur distribusi produk baru ini diharapkan mengerek kontribusi mikro menjadi 3,5% dari target total premi. Tahun 2012 kontribusi total asuransi mikro baru 2%.
De Yong Adrian, Direktur Pemasaran mengatakan, kelompok-kelompok tani jumlahnya sangat banyak. Dus, sekarang ini pendapatan harian dan bulanan petani plasma dan petani naik. Biasanya pendapatan harian para petani tersebut ditabung.
Artinya punya penghasilan untuk membeli produk asuransi mikro. Menurut De Yong, Jiwasraya berminat menggandeng kelompok dibandingkan perorangan. "Jalur kumpulan untuk penyederhanaan administrasi, kalau satu-satu kan mahal," jawabnya pada Selasa (5/1).
Jiwasraya sudah menyiapkan produk paling cocok untuk jalur ini. Mereka akan andalkan produk mikro asuransi simpanan hari tua. Produk yang baru dibuat akhir 2012 ini paling murah dijual seharga Rp 50.000 per bulan.
Manfaat yang diberikan oleh produk ini berupa meninggal dunia dan meninggal dunia karena kecelakaan. Ditargetkan, sampai akhir 2013, produk ini mampu berkontribusi hingga Rp 120 miliar. Tahun ini target premi Jiwasraya Rp 6,8 triliun.
Manajemen Jiwasraya optimis target penjualan asuransi mikro tercapai. Pasalnya minat masyarakat memiliki asuransi mikro cukup besar. Apalagi selama ini Jiwasraya sudah masuk daerah-daerah seperti Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Selain karena memiliki 136 kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk membeli asuransi mikro Jiwasraya terbilang mudah. Makanya Jiwasraya optimis daerah-daerah itu bisa dijangkau oleh produk mereka. Maklum, selain jalur distribusi Jiwasraya juga mencakup lima Bank BUMN dan seluruh Bank Perkreditan Daerah (BPD).
Hary Prasetyo, Direktur Keuangan Jiwasraya menambahkan, pemasaran asuransi mikro perlu inovasi. Maklum, kendala mengerek penjualan asuransi murah ini tidak sedikit. Asal tahu saja, karena harganya murah, alhasil perusahaan asuransi harus mendapatkan polis dalam jumlah banyak.
Solusi paling sering dilakukan adalah menggandeng lembaga-lembaga mikro hingga petani. Jiwasraya sebelumnya bekerjasama dengan credit union, koperasi-koperasi. "Hal ini utk mendukung micro insurance, ternyata masih banyak kendala," ungkapnya.
Sebagai tambahan, total premi Asuransi Jiwasraya tahun 2012 sebesar Rp 5,73 triliun, tumbuh 21,9% dibandingkan pencapaian tahun 2011 Rp 4,7 triliun. Kontribusi premi berasal dari produk endowment 40%, employ benefit 40%, dan unitlink 20%.
Asuransi mikro yang masuk dalam segmen endowment kontribusinya Rp 280 miliar tumbuh 20% dari tahun sebelumnya Rp 215 miliar. Di sisi pemegang polis asuransi mikro mencapai 1,2 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News