Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital nampaknya membuat jumlah kantor perbankan di tanah air semakin menyusut. Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2023, mencatat penyusutan jumlah kantor perbankan mencapai 3,63% secara tahunan dari tahun lalu sebanyak 25.380 kantor menjadi 24.459 unit kantor, atau berkurang sekitar 921 unit kantor per September 2023.
Jika mencermati data OJK berdasar kategori Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI), perbankan di jajaran KBMI 4 mencatatkan penurunan jumlah kantor terbesar, yakni menyusut sebanyak 567 unit, disusul oleh bank di KBMI 1 dengan penyusutan kantor sebanyak 396 unit. KBMI 3 mencatat sebanyak 121 unit kantor telah ditutup.
Berbanding terbalik dengan bank di KBMI 2, dimana justru terlihat jumlah kantor yang bertambah sebanyak 163 unit per September 2023 jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun bank di jajaran KBMI 4 yang merampingkan jumlah kantornya adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan setidaknya sampai akhir 2023 Bank Mandiri telah melakukan penataan jaringan cabang sebanyak 117 cabang menjadi 2.205 cabang.
Baca Juga: Dukung COP28, BNI Perkuat Strategi Green Banking
Ali menyebut penataan jaringan tersebut merupakan bagian dari strategi optimalisasi serta transformasi digital Bank Mandiri untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan perbankan Bank Mandiri kepada nasabah.
"Hal ini juga menjadi komitmen Bank Mandiri dalam mengembangkan inovasi teknologi dan layanan guna memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik serta dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah di era digital. Sekaligus menghadirkan solusi finansial pilihan nasabah dalam bertransaksi yang dapat diakses secara cepat, mudah dan aman," kata dia kepada Kontan, Jumat (8/12).
Selain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan serta operasional, langkah ini menjadi respons Bank Mandiri dengan perilaku konsumen yang semakin beralih ke layanan digital.
Ali menyebut penataan jaringan cabang tersebut telah menyesuaikan customer behavior di setiap wilayah, kesiapan infrastruktur layanan digital serta lokasi cabang.
Ke depan, Bank Mandiri akan mengikuti permintaan dan perilaku konsumen terhadap keberadaan kantor cabang sesuai dengan kebutuhan di setiap wilayah.
"Seiring dengan penataan jaringan tersebut, Bank Mandiri mengedepankan prinsip no one left behind," katanya.
Ali merinci, salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan program pelatihan dan talenta pegawai atau Mandirian agar lebih terampil, adaptif dan mampu bekerja di segala bidang seperti sales, IT dengan implementasi strategi upskill dan reskill sesuai talent profiling setiap Mandirian.
Baca Juga: Laba BTPN Menyusut 13,6% pada Kuartal III, Ini Penyebabnya
Di saat yang sama Bank Mandiri juga mengoptimalkan dan mengembangkan infrastruktur teknologi yang lebih modern, termasuk meningkatkan layanan digital dan implementasi teknologi otomatisasi, yang membutuhkan talenta yang berkualitas dan berpengetahuan teknologi.
"Untuk smart branch sendiri, pada perkembangannya kita sudah menyelesaikan periode satu tahun post-implementation monitoring terhadap 241 smart branch yang telah di-launching pada 29 Juli 2023," jelas Ali.
Ali menilai hal tersebut berkembang positif, selain dari sisi fitur yang bertambah, behavior nasabah juga sudah lebih siap menggunakan layanan digital, serta waktu layanan terbukti lebih cepat dibanding proses sebelumnya. Alhasil dia menyebut nasabah lebih puas bertransaksi di Smart Branch by Mandiri.
"Pertumbuhan bisnis juga positif, tidak terganggu walaupun cabang ditransformasi, sehingga ke depannya Bank Mandiri berencana memperluas proses transformasi digital ke cabang-cabang lainnya," kata dia.
Di sisi lain, EVP Secretariat and Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Hera F Haryn mengatakan pihaknya menilai kehadiran kantor cabang masih memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan tidak seluruh transaksi dapat digantikan sepenuhnya dengan digital.
"Sehingga petugas frontliners, baik yang melayani transaksi hingga satpam, terus kami kembangkan untuk memberikan layanan yang paling optimal untuk nasabah," kata Hera kepada Kontan, Jumat (8/12).
Lebih lanjut Hera menyebut, meskipun frekuensi transaksi via channel digital terus meningkat seiring dengan pertumbuhan nasabah BCA, nilai transaksi di kantor cabang masih berkontribusi sekitar 33% dari total nilai transaksi BCA hingga September 2023.
Hingga September 2023, BCA memiliki 1.252 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80% di antaranya telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital.
"Jumlah kantor cabang BCA tersebut masih mencatatkan tren peningkatan dari Desember 2022 yang sejumlah 1.247," kata dia.
Hera menjelaskan, transformasi cabang BCA menjadi cabang digital telah dilakukan sejak 2018, di mana mesin dan aplikasi digital dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri dan didukung dengan teknologi terkini, seperti biometrics untuk verifikasi nasabah.
Aplikasi eBranch digunakan nasabah untuk reservasi kedatangan dan kemudahan pengisian slip sebelum ke cabang, mesin CS Digital untuk penggantian kartu dan registrasi fasilitas BCA, mesin eService untuk pencetakan buku dan pembukaan rekening, serta mesin STAR Teller untuk transaksi tarikan dan setoran tunai.
Baca Juga: KB Bukopin Catat Restrukturisasi Kredit Imbas Covid-19 Tinggal 30% dari Total Kredit
Transformasi menjadi cabang digital ini dilengkapi dengan pengembangan karyawan di kantor cabang yang lebih berfokus pada hubungan (relationship) dengan nasabah, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih bersifat personal.
"Transformasi cabang digital dan peningkatan relationship dengan nasabah akan menjadi dua pilar utama dalam pengembangan layanan BCA di kantor cabang," kata Hera.
Ke depan, Hera mengatakan transformasi cabang BCA terus akan berlanjut dan dikembangkan mengikuti kebutuhan nasabah yang semakin meningkat terkait dengan layanan perbankan.
"Secara keseluruhan, BCA mencermati bahwa keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan dengan beriringan, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan nasabah yang beragam," imbuh Hera.
Hera juga mengatakan, BCA secara konsisten mengusung konsep hybrid banking untuk senantiasa melayani nasabah yang bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline.
Pasalnya, hal ini berdampak positif pada total volume transaksi BCA yang terus tumbuh secara konsisten, mencapai 22 miliar di sembilan bulan pertama tahun 2023, atau naik 26,8% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News