Reporter: Dani Prasetya | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tahun ini bisa dibilang menjadi momentum mendulang rejeki bagi PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life). Setelah menjalani proses transformasi target pasar ritel selama tiga tahun terakhir, perusahaan ini bisa mengantongi keuntungan berlipat ganda dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun beban klaim meningkat.
Wanaartha Life mengantongi profit per akhir 2011 sebesar Rp 147 miliar, naik lebih dari dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya sekitar Rp 61 miliar. Kenaikan ini karena masyarakat semakin menggemari produk-produk Wanaartha Life.
Lihat saja, pendapatan premi tumbuh 77% menjadi Rp 3,11 triliun. Hanya saja, kenaikan premi juga memperbesar beban klaim, tumbuh lebih dari dua kali lipat, yakni Rp 1 triliun per tahun 2010 menjadi Rp 2,2 triliun per tahun 2011. "Pertumbuhan itu di atas rata-rata industri yang hanya sekitar 20%-25%," kata Yanes Y. Matulatuwa Director of Risk Management & Corporate Actuary Wanaartha Life, saat paparan kinerja, Senin (21/5).
Yanes yakin, tahun 2012 ini bisa kembali tumbuh lebih besar dari industri. Manajemen menargetkan, pertumbuhan premi dan laba sebesar 30% dari tahun lalu.
Hingga kuartal I 2012, Wanaartha Life sudah mengumpulkan pendapatan premi sekitar Rp 668 miliar. Itu menghasilkan keuntungan sekitar Rp 49 miliar atau 25,6% dari target tahun ini. "Kami sudah on the track," ujar Eddy KA Berutu, Chief Executive Officer (CEO) Wanaartha Life.
Kendati begitu, manajemen akan terus menggenjot penjualan polis. Salah satu caranya, mengeluarkan produk baru bertajuk Wanalink, yakni produk asuransi berbalut investasi dengan pembayaran premi secara regular. Produk unitlink itu dipasarkan dengan premi mulai dari Rp 300.000 per bulan atau Rp 3,6 juta per tahun.
Manajemen juga mengagendakan penambahan kantor pemasaran dan agen setiap tahunnya demi mendongkrak penjualan. Mereka akan memperbanyak jumpah pasukan agen, dari 500 orang pada tahun lalu menjadi 1.000 orang tahun ini.
Dari sisi kantor pemasaran, Wanaartha Life menargetkan memiliki 60 unit -65 unit, tahun lalu baru terdapat 46 kantor. Penambahan kantor berlokasi di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News