kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabar baik, bankir sebut tren bunga KPR terus menurun


Kamis, 13 Agustus 2020 / 19:58 WIB
Kabar baik, bankir sebut tren bunga KPR terus menurun
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank anggota himbara di Jakarta, Rabu (5/8). Otoritas Jasa Kuangan (OJK) mengatakan berdasarkan pengawasannya hingga 27 Juli 2020, realisasi kredit di Bank Himbara mencapai Rp49,65 triliun dari rencana distribusi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi, Pemerintah cukup aktif dalam memberikan stimulus. Tanpa terkecuali Bank Indonesia (BI) yang sudah memangkas suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRR) hingga kini menjadi sebesar 4%. Kebijakan ini diambil bank sentral tentunya untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. 

Meski begitu, bunga bank di Tanah Air masih terbilang tinggi. Misalnya saja, rata-rata bunga kredit di bulan Juni 2020 masih sebesar 9,96%. Namun, posisi ini sebenarnya sudah berangsur turun. Begitu juga untuk bunga kredit pemilikan rumah (KPR). 

Baca Juga: Dorong ekspansi, BTN promosikan produk KPR dan tabungan

Menurut Ignatius Susatyo, EVP Consumer Loan PT Bank Mandiri Tbk sejak kuartal II 2020 perseroan sudah memangkas bunga KPR. Akan tetapi, memang tidak terlalu masif lantaran kala itu pihaknya masih mengutamakan restrukturisasi kredit lebih dahulu. 

"Kalau bunga kredit (KPR) di Bank Mandiri relatif belum banyak turun. Tapi memang bunga kami sudah di bawah rata-rata pasar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8) malam. Dia juga bilang, kalau Bank Mandiri saat ini sudah punya bunga tetap yang terbilang rendah. Semisal, untuk KPR satu tahun fix 4,59% dan tiga tahun fix 5,69%. 

Sementara untuk bunga floating, rata-rata menurut Ignatius sudah turun sekitar 1%-1,5% dalam beberapa bulan terakhir, tergantung dari jenis KPR. "Kalau rumah baru turunnya lebih besar, rumah bekas lebih kecil dan multiguna tidak terlalu banyak turun," imbuhnya. 

Ke depan, bank berlogo pita emas ini memprediksi bunga KPR akan terus turun. Namun, kemungkinan tidak akan terjadi di seluruh bank lantaran penurunan bunga kredit memang bergantung pada kondisi likuiditas bank. 

Baca Juga: Kredit perbankan naik di bulan Juli, ini sektor yang mulai menggeliat

Sementara itu, alih-alih untuk mendorong KPR, Bank Mandiri ke depan juga akan menggelar pameran virtual. Sedangkan saat ini, pihaknya sudah bekerjasama dengan Bukalapak untuk penawaran KPR dengan bunga rendah mulai 2% selama satu tahun. 

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak berbicara banyak tentang tren penurunan bunga. Hanya saja, Direktur BCA Santoso Liem memastikan kalau pihaknya akan menyesuaikan suku bunga sesuai dengan tren dan situasi perekonomian. "Perseroan  berupaya menyesuaikan dukungan untuk sektor properti di tengah situasi Covid-19 dan perlambatan ekonomi nasional dan global," ujarnya. 

Merujuk pada laman resmi VCA, saat ini suku bunga KPR tetap selama tiga tahun ada di kisaran 8%. Dan ada juga tawaran bunga fix sebesar 7% untuk satu tahun. 

Sedangkan, sang penguasa pasar KPR yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) saat ini mengaku sedang gencar mendorong pertumbuhan tabungan. Tentunya, hal ini bisa menjadi cara perseroan untuk menekan biaya dana yang berujung pada melandainya bunga kredit. 

Baca Juga: Tak mampu penuhi upaya penyehatan, OJK cabut izin usaha BPR Lugano Bekasi

Untuk mendorong jumlah permintaan KPR di tengah pandemi, Direktur Utama Bank BTN Pahala Mansury juga menyebut akan menggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 secara virtual. Rencananya, BTN akan menggandeng 75 pengembang KPR non subsidi dan 100 pengembang bersubsidi. 

Dia menyebut, meski virtual, akan ada harga khusus dengan suku bunga yang menarik. "Di mana tingkat bunga KPR merdeka nanti adalah 4,17%. Tentunya ini merupakan satu kesempatan bagi milenial yang ingin membeli rumah, lihat-lihat," ujarnya lagi. Untuk tahun ini, BTN menargetkan akan ada 1,8 juta pengunjung yang menghadiri pameran tersebut. 

Melihat perkembangan bunga kredit di Indonesia, Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menjelaskan ruang penurunan bunga kredit sangat terbuka. Hal ini dipicu oleh sudah berlimpahnya likuiditas, terutama di Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

Baca Juga: Stimulus baru: Kredit modal kerja tanpa bunga bagi korban PHK dan ibu rumah tangga

"Misalkan suku bunga reverse repo 1 bulan, itu 3,6% sudah di bawah bunga acuan BI," katanya. Bila tren ini terus berlanjut, maka hal itu dapat memicu menurunnya biaya dana perbankan dan membuka peluang penurunan bunga kredit perbankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×