Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah banyaknya pilihan kartu debit untuk bertransaksi, juga pilihan alat pembayaran yang semakin beragam, ternyata penggunaan kartu debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di sejumlah bank masih banyak diminati.
Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso juga mengklaim inisiatif GPN hingga saat ini baik-baik saja, dan minat masyarakat untuk memiliki kartu GPN masih ada. Menurut Santoso, dalam perjalanannya, GPN sudah extends dengan penggunaan QRIS, dan lembaga services.
"Lembaga-lembaga tersebutlah yang menjalankan interkoneksi dan interoperabilitas. Jadi kalau ditanyakan bagaimana perkembangannya? Ya makin kuat, yang penting transaksinya makin banyak, dan semua penyedia jasa pembayaran (PJP) bisa melakukan transaksi di ekosistem interconnected di dalam GPN," ujar Santoso kepada kontan.co.id.
Di sisi lain, Santoso menjelaskan, bahwa BI-Fast dan GPN merupakan inovasi yang saling melengkapi. BI Fast lebih ke transfer base, atau mentransfer dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan BI Fast. Sehingga di ATM bisa punya pilihan, bisa menggunakan BI Fast atau network GPN.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BTN) Pasarkan Produk UMKM ke China
Tetapi kata Santoso kalau di merchant untuk pembayaran retail tidak bisa pakai BI Fast, bisanya menggunakan GPN. Karena BI Fast bersifat B2C atau C2C dan infrastrukturnya biasanya transfer bukan sebagai alat bayar, jadi keduanya disebut Santoso bisa saling melengkapi.
Menurutnya, ke depan GPN akan tetap diminati. Terlihat dari QRIS tuntas yang merupakan bagian dari infrastruktur GPN.
Sejumlah perbankan juga masih mencatatkan peningkatan pada penggunaan kartu debit berlogo GPN ini. PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, dari sisi tren transaksi GPN tercatat relatif stabil, dengan volume rata-rata transaksi sepanjang tahun 2023 sebesar 1,1 juta transaksi dengan nilai rata-rata sebesar Rp 800 miliar.
Direktur IT dan Digital Bank BTN Andi Nirwoto menyampaikan, dengan tersedianya layanan BI-FAST tentunya akan menyediakan opsi tambahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi selain menggunakan GPN. Intinya pilihan bagi nasabah akan lebih beragam dengan biaya yang relatif lebih rendah.
"Saat ini kartu debit GPN digunakan untuk tarik tunai, transfer maupun belanja, dimana mayoritasnya masih didominasi untuk transaksi tarik tunai. Sepanjang tahun 2023 BTN telah mendistribusikan kartu debit GPN sebesar 7 juta kartu," kata Andi.
Andi mengatakan, sejalan dengan strategi Bank BTN sebagai transaksional banking dan untuk memberikan pengalaman bertransaksi yang lebih baik bagi nasabah, maka BTN tetap akan melakukan pengembangan kustomisasi fitur GPN pada channel bank sesuai kebutuhan nasabah dan perkembangan industri.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn juga melihat, perkembangan BI-Fast merupakan inovasi yang saling melengkapi dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), sehingga dapat menopang kebutuhan transaksi nasabah yang beragam.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Lunasi Pokok Obligasi Rp 3 Triliun
Fasilitas GPN sendiri sudah diimplementasikan BCA sejak 2018. Hal ini merupakan bentuk komitmen pihaknya sebagai perbankan nasional yang senantiasa sejalan dengan kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan.
Jumlah kartu debit GPN di BCA telah mencapai 13,7 juta kartu hingga Juni 2023, atau meningkat 45% secara year on year (YoY). Sementara itu, volume transaksi debit GPN yang diproses BCA per semester I 2023 mencapai 75,8 juta transaksi, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 22,6 triliun.
"Ke depan, kami melihat volume transaksi kartu debit GPN masih akan bertumbuh, seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat dan peningkatan transaksi perbankan di BCA," katanya.
Sebagai informasi, total volume transaksi BCA terus tumbuh secara konsisten, mencapai 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News