kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus corona melonjak, bank penerbit uang elektronik berbasis kartu atur strategi


Senin, 28 Juni 2021 / 17:53 WIB
Kasus corona melonjak, bank penerbit uang elektronik berbasis kartu atur strategi
ILUSTRASI. Kartu uang elektronik e-money.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi telah membatasi mobilitas, transaksi uang elektronik di beberapa sektor mulai tumbuh. Kini, bank mengantisipasi penurunan transaksi seiring melonjaknya kasus covid-19. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan meningkatkan transaksi dengan fokus memperkuat modern digital banking. Hal ini seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke transaksi digital baik dari segi peningkatan fitur layanan serta berbagai program promosi yang dapat dinikmati oleh nasabah. 

Thomas Wahyudi Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri bilang layanan Livin' by Mandiri diharapkan menjadi layanan yang dapat memenuhi kebutuhan transaksi Nasabah dan menjadi financial superstore app dengan berbagai fitur. Seperti transfer online, bayar tagihan, top up uang elektronik, top up saldo e-money, pembayaran dengan QRIS Livin' by Mandiri di Merchant Mandiri, terintegrasi dengan kartu kredit, dan terintegrasi dengan deposito. 

Baca Juga: Pembiayaan multifinance di paruh kedua masih dibayangi gelombang kedua pandemi

“Per Mei 2021, transaksi e-money telah mencapai lebih dari 400 juta transaksi dengan volume mencapai lebih dari Rp 6,7 Triliun. Ini menunjukkan peningkatan signifikan secara tahunan sebesar hampir 30% meskipun masih dalam masa PPKM dimana adanya batasan mobilitas di masyarakat,” ujar Thomas kepada KONTAN pada Senin (28/6). 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengantisipasi penurunan transaksi akibat kekhawatiran lonjakan Covid-19 dengan meningkatkan edukasi kepada nasabah untuk melakukan transaksi secara non tunai, salah satunya melalui BRIZZI dan BRImo. 

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang perubahan pola transaksi digital ini dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran Covid-19 yang memiliki resiko besar penularan melalui uang tunai.

“Hingga akhir Mei 2021 dari sisi frekuensi transaksi, BRIZZI tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4% yoy. Begitu juga dari volume BRIZZI juga mengalami pertumbuhan sebesar 3% yoy,” jelasnya kepada KONTAN pada Senin (28/6). 

Baca Juga: Pada Juni 2021 kinerja semua jenis unitlink masih tertekan

General Manager Divisi Solusi Ritel BNI Sri Indira menyatakan jumlah transaksi TapCash hingga Mei 2021 mencapai lebih dari 15  juta transaksi atau menurun 18% dibandingkan dengan tahun.

Hal ini terjadi karena dampak terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah pandemi. Termasuk ketika libur lebaran tahun 2021 ini pemerintah mengeluarkan larangan mudik, sehingga penggunaan TapCash juga terbatas. 

“Namun, kami terus berupaya meningkatkan transaksi dan Volume TapCash dengan terus memperluas kerjasama dengan mitra bisnis strategis, memperluas akseptasi parkir serta menjalankan program menarik bagi pengguna TapCash khususnya di mitra toko ritel yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga bulanan para pengguna TapCash,” paparnya. 

Adapun uang elektronik berbasis kartu milik PT Bank Central Asia Tbk Flazz hadir sebagai kartu transaksi multifungsi dengan teknologi chip RFID (Radio Frequency Identification) yang dapat digunakan untuk transportasi umum, bayar tol, parkir, belanja di mini market, hingga transaksi di lebih dari 57 ribu outlet merchant

“Flazz hadir sebagai solusi pembayaran contactless yang dapat mengurangi kontak fisik saat transaksi pembayaran. Bertransaksi dengan Flazz cukup di- tap saja, dan seketika transaksi selesai dilakukan. Untuk mengisi-ulang pun, sangat praktis karena Flazz sudah dapat di-top up menggunakan BCA mobile,” kata Direktur BCA Santoso kepada KONTAN pada Senin (28/6). 

Ia menyatakan Hingga April 2021, frekuensi transaksi Flazz mencapai 163 juta transaksi. Sedangkan nominal transaksi Flazz itu mencapai Rp2,6 Triliun sejak awal tahun hingga akhir April 2021.

”Di tengah lonjakan kasus pandemi COVID-19, kami mendorong nasabah untuk dapat melakukan transaksi finansialnya melalui layanan perbankan digital seperti BCA mobile yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur andal dan KlikBCA. BCA menawarkan beragam fitur terbaru electronic banking BCA dalam rangka mempermudah nasabah saat bertransaksi perbankan,” pungkasnya. 

Selanjutnya: Industri Dana Pensiun kedatangan 2 pemain baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×