Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini menjadi peluang bagi industri perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor tersebut. Mengingat, tak sedikit UMKM yang juga membutuhkan pembiayaan untuk kelanjutan usahanya.
PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) menjadi salah satu bank yang masih melihat potensi kredit untuk sektor tersebut saat ini. Oleh karenanya, bank menargetkan untuk mengucurkan kredit ke UMKM di tahun ini lebih dari Rp 2 triliun.
“Kita saat ini masih on track sesuai dengan rencana, realisasinya kalau gak salah kita mendekati Rp 1 triliun sekarang,” ujar Direktur KB Bukopin Yohanes Suhardi.
Yohanes bilang untuk saat ini penyaluran kredit UMKM dari KB Bukopin terbanyak masih ada di Jawa, salah satunya Jakarta sebagai kota besar. Namun, bukan berarti KB Bukopin tidak menggarap wilayah di luar pulau Jawa.
Sebut saja, di daerah Medan dan sekitarnya, KB Bukopin telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 39,17 miliar. Kredit tersebut dibagikan ke 12 desa dengan mayoritas penerimanya memiliki mata pencarian sebagai petani.
Baca Juga: Harga Saham Bank KB Bukopin (BBKP) Naik Didorong Rencana Rights Issue
“Kami menyiapkan berbagai hal untuk memaksimalkan penyaluran KUR di pedesaan, dengan membuat KUR Center di daerah-daerah yang permintaannya cukup besar,” ujar Yohanes.
Sementara itu, Yohanes juga bilang dalam penyaluran kredit untuk UMKM ini seringkali juga bekerja sama dengan ekosistem-ekosistem yang tersedia dengan tujuan kredit tersebut bisa tepat guna.
Misal, bank bekerjasama dengan berbagai koperasi di pedesaan untuk menyalurkan KUR. Selain itu, Yohanes juga menyebut telah melakukan kerjasama dengan UMKM-UMKM yang masuk dalam ekosistem Hyundai.
Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa selama ini KB Bukopin juga tak semerta-merta sembarangan menyalurkan kredit ke semua sektor UMKM. Selama ini, ada beberapa sektor yang memang perlu mendapat perhatian lebih sebelum mendapatkan kredit.
Yohanes mencontohkan sektor pertambangan dan komoditas. Di mana, ia melihat perlu ada review lebih jauh terkait bisnis yang dijalankan dan apakah nantinya kredit bisa disalurkan atau tidak.
“Karena komoditas ini kan harganya naik turun,” ujarnya.
Hanya saja, secara umum, Yohanes bilang kredit UMKM ini tidak terlalu memiliki risiko tinggi. Mengingat, nilai maksimal kredit yang ditawarkan tergolong kecil yaitu hanya Rp 15 miliar.
Selain itu, Yohanes bilang jaminan yang diminta bagi untuk para UMKM ini juga tergolong besar yaitu sekitar 125% dari kredit yang disalurkan. Meskipun, jaminan tersebut bisa kurang tergantung penilaian dari bank, apakah dari sisi sektor maupun nasabah eksisting.
“Kita juga minta transaksi operasional melalui kita sehingga cukup termonitor baik dengan kita,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News