kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan Ahli IT dan Digital di Industri Perbankan Akan Semakin Meningkat


Selasa, 10 Januari 2023 / 19:13 WIB
Kebutuhan Ahli IT dan Digital di Industri Perbankan Akan Semakin Meningkat
ILUSTRASI. Aktivitas nasabah di salah satu bank umum di Jakarta, Selasa (20/12/2022). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan untuk mendapatkan talenta digital masih akan terus mewarnai industri perbankan ke depan. Pasalnya, kebutuhan akan talenta digital di Tanah Air terus meningkat seiring perkembangan digitalisasi, sedangkan ketersediaan talenta masih belum memadai.

Kebutuhan talenta digital di perbankan akan terus meningkat mengingat transformasi digital tidak hanya dilakukan bank besar saja. Apalagi, bank juga harus bisa memenuhi berbagai aturan baru yang dirilis seperti perlindungan data pribadi serta ketahanan dan keamanan siber.

Di industri keuangan, persaingan mendapatkan talenta digital tidak hanya antar bank saja. Tetapi bank juga mesti berkompetisi dengan perusahaan financial teknology

Beberapa bank besar telah melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi kebutuhan talenta digital yang diperkirakan akan terus meningkat. Bank Mandiri misalnya, menggagas program My Digital Academy yang ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas dan kualitas dari mahasiswa, khususnya di bidang digital.

Baca Juga: Bank BJB Mendapat Mandat Penyaluran KUR Rp 3 Triliun pada Tahun Ini

Program tersebut mengangkat konsep innovation bootcamp yang dilanjutkan dengan pemberian beasiswa kuliah hingga golden ticket untuk bergabung dengan Bank Mandiri bagi peserta terpilih berdasarkan hasil evaluasi.

Lewat kehadiran program ini, Bank Mandiri memberikan pelatihan insentif secara virtual selama 1 (satu) bulan dengan kurikulum yang relevan sesuai perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini, seperti fundamental UI/UX, data analysis, UI design, wireframing, dan masih banyak lagi termasuk juga pelatihan soft skill.

"Sebagai bagian dari tanggung jawab Bank Mandiri untuk berkontribusi dalam mengembangkan kualitas SDM IT Indonesia, oleh sebab itu program My Digital Academy ini hadir sebagai wadah pengembangan bagi para talenta digital Indonesia masa depan," kata Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya dalam keterangan resminya baru-baru ini.

Bank Mandiri mengakui bahwa pemenuhan talenta digital merupakan tantangan terbesar seluruh perusahaan dalam pengembangan teknologi dan digital saat ini.  Timothy Utama Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri, mengungkapkan Bank Mandiri telah memiliki lebih dari 2.800 pegawai di bidang digital dan teknologi.  Hingga 2023, talenta digital di Bank Mandiri diperkirakan akan mencapai kurang lebih sekitar 4.000 pegawai.

Sehubungan dengan tantangan pengadaan talenta digital tersebut, kata Timothy, Bank Mandiri sangat serius dalam menyikapi hal tersebut dengan menyiapkan strategi yang komprehensif. Ia bilang, membangun talenta tidak bisa dengan melakukan akuisisi namun bank harus lebih fokus memproduksi talenta secara organik. 

Oleh karena itu, Bank Mandiri terus melakukan perekrutan secara berkelanjutan melalui berbagai inisiatif terobosan, antara lain melalui strategic partnership dengan universitas ternama dan menyediakan technology center untuk mendapatkan talent terbaik secara lebih awal, lebih cepat dan berkualitas.

Selain lewat perekrutan, lanjut Timothy, perseroan juga telah menyusun program pengembangan dengan fokus membangun kapabilitas in house di seluruh domain teknologi termasuk dalam hal ini kemampuan untuk mengeksplorasi teknologi baru yang terus berkembang dengan cepat.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah memiliki 1.500 talenta IT per Juni 2022 dan hingga akhir 2022 diperkirakan akan mendekati 2.000 orang. Hingga 2026 atau lima tahun terhitung sejak 2022, BCA memperkirakan kebutuhan talenta digital perseroan akan mencapai 4.000-5.000.

Tahun lalu, Lianawaty Suwono Direktur Kepatuhan BCA mengatakan, skill yang dibutuhkan BCA untuk talenta digital beragam karena lingkup IT itu luas sekali. Skill itu tidak hanya terbatas pada pemrograman yang terkait dengan cloud dan teknologi, tetapi juga digital communication, digital networking, data analyst, dan lain-lain.

"Banyak sekali varian skill talenta IT dan semua itu dibutuhkan karena merupakan satu kesatuan. Produk bagus yang dikembangkan harus bisa dipastikan bisa diterima masyarakat luas, bisa berjalan stabil dan bisa diandalkan. Untuk itu harus kami harus punya communication infrastructure," jelas Liana.

Baca Juga: Ini Bank dengan Biaya Tenaga Kerja Terbesar di Indonesia

Sebagai upaya menarik minat para lulusan IT bergabung dengan perseroan, BCA tahun lalu merilis webseries Rumah Biru Season 2 yang mengusung tema peran IT dalam bisnis perbankan. 

Liana mengatakan, pemenuhan kebutuhan digital sebagian besar akan dilakukan secara organik dengan mendidik para lulusan muda dari awal. Akuisisi dari talenta berpengalaman hanya dilakukan untuk fungsi-fungsi tertentu di sesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang paling pesat di Kawasan Asia Tenggara. Bahkan ekonomi digital kita diprediksi bernilai 133 miliar dollar AS pada 2025 nanti. 

Menurut penelitian Bank Dunia dan McKinsey, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital selama kurun waktu 2015-2030 atau sekitar 600.000 orang setiap tahun. Sementara kemampuan perguruan tinggi dalam menyuplai talenta digital setiap tahunnya hanya sekitar 100.000-200.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×