Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hadirnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) tak bisa dibendung. Bahkan teknologi AI mulai merambah ke industri keuangan tak terkecuali perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Kecanggihan AI di perusahaan multifinance digadang-gadang mampu menekan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Ini artinya perusahaan multifinance semakin efisien dalam menjalankan bisnisnya di Tanah Air.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat BOPO perusahaan multifinance pada periode Mei 2023 berada di level 78,40%, turun 24 basis poin (bps) year on year (yoy) dibandingkan Mei 2022 yang sebesar 78,64%.
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyatakan, hadirnya teknologi AI dalam bisnis perseroan terbilang cukup efektif untuk mendorong kinerja anak usaha Bank Mandiri tersebut.
Baca Juga: Harga Saham Multifinance Menggelinding, Ini Daftarnya
“Saat ini kami menggunakan RPA Technology sebagai bagian dari AI Technology,” ujar Direktur Sales dan Distribusi MTF, William Francis Indra kepada Kontan.co.id, Kamis (20/7).
William menjelaskan, RPA Technology merupakan Robotic Proses Automation yang membantu mempercepat proses kredit, salah satunya dalam melakukan input data.
“Ini cukup efektif saat ini untuk mengefisiensikan man power dan juga meminimalisir kesalahan pada saat akuisisi kredit,” jelasnya.
Selain itu, William menyebut pihaknya mencatat adanya penurunan nilai BOPO di semester I tahun 2023 yang sebesar 10,13% yoy.
Sementara itu, PT Mandiri Utama Finance (MUF) berkomitmen untuk terus mengembangkan AI sebagai solusi untuk berbagai pekerjaan. Bahkan penggunaan AI bukan hanya efisiensi saja tetapi mencakup kecepatan dalam memproses daya analitik, objektifitas analisa dan masih banyak lagi.
“Beberapa proses yang sudah menggunakan AI saat ini di antaranya proses penilaian calon debitur (via credit scoring), proses penanganan debitur (via collection scoring), pekerjaan pelayanan nasabah (robot customer service: MONA), dan lain-lain,” kata Dirut MUF Stanley S. Atmadja kepada Kontan.
Lebih lanjut Stanley menyebutkan, BOPO MUF di semester I-2023 sebesar 77,44% turun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 89,52%. Dia pun menargetkan BOPO hingga akhir tahun sekitar 77%.
Baca Juga: Multifinance Terus Kembangkan Layanan Digital Menuju Superapps
“Untuk memastikan target tersebut tercapai adalah dengan memastikan total income terus tumbuh sesuai target, dan disisi lain komponen biaya utama (biaya dana, biaya kerugian kredit dan opex) terus terjaga dengan baik,” tandasnya.
Untuk diketahui, OJK mencatat pendapatan operasional perusahaan multifinance meningkat 17,58% yoy menjadi Rp 47,94 triliun di Mei 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 40,77 triliun.
Sementara itu, beban operasional perusahaan multifinance juga mengalami peningkatan sebesar 16,96% yoy menjadi Rp 37,58 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 32,06 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News