kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejahatan digital meningkat, GoPay perketat sistem keamanan


Kamis, 28 Mei 2020 / 17:11 WIB
Kejahatan digital meningkat, GoPay perketat sistem keamanan
ILUSTRASI. Logo aplikasi pembayaran digital dari Gojek, GoPay dan GoBills


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya pengguna internet tak sebanding dengan pengetahuan masyarakat mengenai cara beraktivitas daring dengan aman.

Melihat hal tersebut, Senior Vice President IT Governance, Risk & Compliance GoPay Ganesha Saputra menyebutkan, kejahatan yang terus meningkat membuat sistem GoPay diamankan oleh Gojek SHIELD, yakni merupakan teknologi keamanan kelas dunia yang menjamin keamanan pengguna saat menggunakan aplikasi Gojek.

Ia menegaskan, Gojek SHIELD diaplikasikan kepada seluruh aplikasi untuk konsumen, merchant maupun mitra driver. Oleh karenanya, GoPay menjamin data pengguna dapat terjaga dan terlindungi.

Baca Juga: Gopay catat peningkatan transaksi zakat

“Penerapan Gojek SHIELD memungkinkan adanya perlindungan keamanan berlapis melalui penerapan verifikasi PIN. Tak kalah mutakhir, intervensi chat berbasis artificial intelligence juga dilakukan guna mencegah aksi penipuan bermodus manipulasi psikologis,” kata Ganesha.

Asal tahu saja, mengacu pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo), pengguna internet meningkat hingga 40%. Menariknya, akses yang biasanya didominasi dari kawasan perkantoran kini didominasi oleh kawasan pemukiman.

Sementara itu, Center For Digital Society (CFDS) mencatat kejahatan siber termasuk penipuan rekayasa sosial yang terus meningkat. Untuk di ketahui, kejahatan ini menyasar pada pembelanjaan barang medis dan kebutuhan sehari-hari.

Adjust Research CFDS Tony Seno Hartono mengatakan, pengetahuan yang minim mengenai keamanan daring, dapat mempercepat potensi kejahatan penipuan berteknik memanipulasi psikologis. Ia menyebutkan, teknik ini sifatnya sederhana namun mendatangkan dampak yang cukup besar.

“Berdasarkan pengamatan kami, selama masa pandemi penipuan jenis ini tetap ada dan cenderung meningkat,” jelas Tony 
Kamis, (28/5).

Ia menambahkan, teknik penipuan ini menyasar pengguna yang kurang waspada dalam berinteraksi daring. Tak hanya itu, teknik kejahatan ini memancing korban untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, ATM hingga password akun.

“Biasanya pelaku mengatasnamakan aplikasi ataupun lembaga tertentu,” tambahnya.

Baca Juga: Saat pandemi corona, transaksi zakat GoPay naik dua kali lipat

Sementara itu, Direktur Jenderal Aptika, Kominfo Semuel Pangerapan menambahkan, sejak pandemi data yang diterima oleh Kominfo menunjukkan adanya peningkatan pengguna akses internet dan pemanfaatan teknologi untuk menunjang aktviitas harian masyarakat.

Ia mengatakan, penggunaan platform digital tak hanya membantu komunikasi masyarakat, tetapi turut membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk dapat mempertahankan usahanya dalam masa pandemi.

“Oleh karenanya, Kominfo memperkirakan pemanfaatan internet akan terus meningkat seiring memasuki tatanan kehidupan baru pasca covid-19,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×