Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Popularitas investasi emas melalui fintech atau e-commerce kian ramai di kalangan anak muda.
Indra, Founder & CMO IndoGold menyampaikan, bahwa generasi milenial dan centennial memiliki minat investasi yang tinggi, terlebih terakselerasi di tengah pandemi. "Hal ini tercermin pada pengguna kami dimana lebih dari 50% adalah generasi millenial kemudian diikuti oleh generasi centennial," kata Indra.
Namun sebelum Anda memutuskan untuk membeli emas secara digital, ada baiknya untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Perencana Keuangan Risza Bambang mengatakan, investasi emas digital maupun konvensional sebenarnya sama saja. Namun yang membedakan hanya cara berinvestasinya saja. Tentu dengan membeli emas melalui kanal digital atau biasa disebut menabung emas memberikan fleksibilitas yang lebih praktis ketimbang konvensional
emasBaca Juga: Harga Emas Spot Datar Jelang Siang di Level US$1.809,45, Ini Penyebabnya
Membeli emas via digital, fintech serta e-commerce menawarkan harga beli yang relatif lebih kecil minimal berat 0,5 gram.
Misalnya saja, lewat aplikasi DANA dan Tabungan emas Pegadaian, penggunanya bisa membeli emas mulai dari 0,01 gram dengan harga kurang dari 10.000. Sementara, pengguna Tokopedia emas menawarkan nominal lebih kecil sebesar Rp 5.000. Lalu di IndoGold, Anda bisa membeli emas dengan harga Rp 10.000.
Namun dengan nominal yang lebih kecil memang Anda sudah bisa memiliki emas secara langsung. Namun jika dihitung dengan pembelian nominal yang lebih kecil itu, jika dihitung hingga bisa menghasilkan emas minimal 1 gram maka harganya akan jauh lebih mahal.
Namun margin harga itu tidak akan terlalu terasa karena biasanya investor mengganggap itu bagian dari menabung.
Baca Juga: Transaksi Jual Beli Emas dalam Platform Digital Semakin Cemerlang
Bukan cuma itu saja, Anda juga harus menghitung soal biaya. Mulai dari biaya penitipan emas, biaya cetak emas, serta biaya pengiriman dan asuransi ke tujuan alamat pengiriman emas jika saldo dicairkan. Masing-masing memiliki rentan biaya berbeda-beda.
Nah, selain biaya soal kredibilitas penjual juga harus menjadi pertimbangan. Pastikan perusahaan tercatat di Bappebti dan diawasi OJK.
Jika penyedia tabungan emas digital ternyata abal-abal, risiko bisa sangat besar karena tidak memegang emas fisik. "Pembelian emas secara digital melalui beberapa tahapan, penyerahan emas secara digital atau dalam arti pembeli tidak menerima fisik emas. Hanya tanda terima penyimpanan emas seperti buku tabungan yang menuliskan saldo uang tabungan, yang dimaksud saldo nilai emas yang disimpan oleh pembeli di tempat penjual," ujar Risza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News