Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenpar dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF kembali merealisasikan penyaluran pembiayaan homestay berupa Program Kemitraan di kawasan destinasi pariwisata.
Kali ini, Desa Kuta, Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipilih sebagai salah satu dari antara 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).
Hal tersebut diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian penyaluran Program Kemitraan Pembiayaan Homestay pada Kamis (24/10) oleh Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman dan Ketua BumDes Kuta, Mandalika, NTB, Emur.
Baca Juga: Begini cara Wishnutama kembangkan pariwisata agar lapangan kerja tercipta
Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari MoU kerja sama Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pondok Wisata atau homestay di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang sebelumnya sudah ditandatangani antara Kemenpar dan PT SMF pada (9/7) di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Penyaluran Program Kemitraan kepada masyarakat di Desa Kuta, Mandalika dilakukan melalui Lembaga Penyalur dan pemberdayaan Lembaga Penyalur pada area DPP.
Di dalam prosesnya, Kemenpar dan SMF melakukan pendampingan kepada Lembaga Penyalur dalam rangka capacity building dan peningkatan peran serta masyarakat setempat.
Anneke Prasyanti, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar menjelaskan, alasan pemilihan Desa Penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Mandalika.
Baca Juga: Tren bisnis halal masih berpeluang meningkat
Salah satunya Desa Kuta sebagai lokasi yang akan difasilitasi pembiayaannya sesuai hasil mapping yang telah dilakukan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, terutama menyangkut potensi pariwisata di dalamnya.
“Apalagi Mandalika akan menjadi tuan rumah Moto GP di 2021, pasti kebutuhan penginapan juga akan meningkat. Lebih baik masyarakat sekitar yang ambil kesempatan agar terkena dampak positifnya,” kata Anneke Prasyanti dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (24/10).
Menurut Anneke Prasyanti, Homestay adalah usaha yang mudah dan murah karena memanfaatkan hunian pribadi. Pemanfaatan dana Program Kemitraan ini diharapkan dapat mendukung perbaikan/pembangunan Homestay yang kriterianya melekat dengan ciri khas rumah Lombok.
“Masyarakat harus bangga dengan budayanya, aplikasinya bisa dalam bentuk hunian dan segala hal yang melengkapinya. Sehingga setiap Homestay dan ekosistemnya nanti memiliki ciri khas masing-masing," jelas Anneke Prasyanti.
Di Lombok misalnya, Anneke Prasyanti bilang bentuk rumahnya berbeda dengan rumah di destinasi lain, berikut aktivitas dan kulinernya. Hal ini yang menjadi nilai jual bagi wisatawan dan akan menjadi pemenuhan salah satu poin dari Sapta Pesona, yaitu kenangan. Kenangan akan sesuatu tempat dan kegiatan, selalu akan membawa mereka kembali ke tempat tersebut.
Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman mengatakan bahwa program pembiayaan homestay ini adalah bagian dari komitmen SMF membantu program pemerintah mengembangkan destinasi wisata nasional.
Baca Juga: Pengelola jalan tol Pemalang-Batang siapkan pintu tol baru dan rest area
“SMF berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan homestay ini untuk membangun/ memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja,” ungkap Trisnadi.
Ketua BUMDes Mandalika, Emur, menyebutkan pihaknya menerima baik program kredit kemitraan yang ditawarkan dan akan bersinergi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam rangka penyaluran pembiayaan dari SMF kepada para pengelola homestay di daerah tersebut. Dia juga mengharapkan adanya pembinaan dan pengawalan lebih lanjut untuk menggulirkan dana yang diterima secara tepat guna.
"Kami sangat senang. Program ini sangat bermanfaat dan menguntungkan bagi masyarakat. Kami juga mengharapkan adanya pengawasan sehingga pada saat penyaluran dana akan berjalan lancar," jelas Emur dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (24/10).
Baca Juga: Ini pekerjaan rumah bagi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif yang baru
Emur mengatakan, Pengembangan Homestay di destinasi pariwisata ini selaras dengan amanat Presiden Republik Indonesia yang mengharapkan bahwa pariwisata Indonesia dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor strategis dan pilar pembangunan perekonomian nasional.
Selain itu, pariwisata Indonesia juga diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta perjalanan pada tahun 2019 ini.
Adapun sebelumnya pada 11 Februari 2019, sebagai langkah awal Kemenpar dan SMF telah melakukan penyaluran Program Kemitraan homestay bekerja sama dengan BUMDes di dua destinasi wisata lain yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News