kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.375   5,00   0,03%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Kepemilikan Perbankan di SBN Naik, Capai Rp 1.318,5 Triliun per Agustus 2025


Senin, 25 Agustus 2025 / 06:27 WIB
Kepemilikan Perbankan di SBN Naik, Capai Rp 1.318,5 Triliun per Agustus 2025
ILUSTRASI. Kepemilikan bank pada SBN per 21 Agustus 2025 mencapai Rp 1.318,47 triliun, melonjak 17,61% secara tahunan atau year on year (YoY)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Portofolio dana perbankan yang ditempatkan dalam Surat Berharga Negara (SBN) terlihat makin tinggi hingga Agustus 2025.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan bank pada SBN tembus Rp 1.318,47 triliun per 21 Agustus 2025. Jumlah itu meningkat 17,61% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar  Rp 1.121,03 triliun.

Secara bulanan, kepemilikan bank di SBN juga tercatat naik. Per akhir Juli, kepemilikan bank mencapai Rp 1.293,85 triliun naik 7,82% dari Juni 2025 yang sebesar Rp 1.199,96 triliun.

Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan per Juli 2025 hanya mencapai 7,03% secara tahunan. Di mana, ini melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,77% YoY.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, sentimen kenaikan penempatan bank di SBN karena bank masih selektif dalam menyalurkan kredit dan lebih memilih untuk penempatan likuiditas di SBN.

Baca Juga: Fluktuasi Nilai Tukar, Bisnis Remitansi Perbankan Tetap Bertaji

"Bisa jadi karena kondisi saat ini yang memang perlu lebih hati-hati dalam penyaluran kredit bank," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/8/2025).

Trioksa melihat, tren di tahun ini bila masih belum menunjukkan perbaikan daya beli maka bank masih selektif dalam menyalurkan kredit.

Menurut Trioksa yang perlu dilakukan bank sebagai lembaga intermediasi, yakni bank dapat mulai meningkatkan penyaluran kredit karena tren suku bunga acuan mulai menurun, namun tetap memperhatikan prinsip manajemen risiko dan kehati-hatian yang baik.

Sejumlah perbankan pun terlihat mencatatkan kenaikan pada penempatan dana di SBN. Seperti PT Bank Central Asia (BCA) yang mencatatkan penempatan dana di surat berharga sebesar Rp 386, 42 triliun pada Juni 2025, atau meningkat 3,70% YoY.

Selanjutnya ada PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang mencatatkan peningkatan penempatan dana si surat berharga sebesar 11,67% menjadi Rp 184,61 triliun pada Juni 2025.

Adapun pada Juni 2025 penyaluran kredit BNI mencapai Rp 778,7 triliun, tumbuh 7,1%.

Baca Juga: Volatilitas Harga Aset Kripto Jadi Tantangan Jika Menjadi Agunan di Bank

Berbeda dengan sejumlah bank lain seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mulai mengurangi kepemilikan di surat berharga. Per Juni 2025 penempatan BRI di Surat berharga capai Rp 385,84 triliun atau menurun 3,41% yoy dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 399,48 triliun.

PT Bank CIMB Niaga juga mengurangi penempatan di surat berharga per Juni 2025 turun 3,83% menjadi Rp 75,18 triliun dari Juni 2024 sebesar Rp 78,18 triliun.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, penempatan dana pada instrumen surat berharga sebagai bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan serta mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan terkini. 

"Strategi ini juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat. Tentunya fungsi utama dari perbankan adalah sebagai sarana intermediasi ekonomi dalam artian penyaluran kredit," kata Hera.

Hera menerangkan, pada prinsipnya, BCA senantiasa mengelola likuiditas secara pruden serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko. 

Alhasil, kendati penempatan di surat berharga meningkat, di saat yang sama kredit yang disalurkan terlihat tumbuh lebih tinggi sebesar 12,9% mencapai Rp 959 triliun.

 

"Ditopang likuiditas yang solid serta mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," tandasnya.

Adapun Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan pun mengakui, secara YoY dan QoQ penempatan di surat berharga menurun. Lani menuturkan, likuiditas CIMB Niaga kebanyakan digunakan untuk mendukung penyaluran kredit.

"Penempatan bonds kami menurun. Kami lebih mengarahkan untuk kredit," ucap Lani.

Per akhir Juni 2025, total kredit Bank CIMB Niaga mencapai Rp 231,8 triliun, tumbuh 6,8% secara tahunan.

"Kami mempunyai kebijakan yang cermat namun tetap mengedepankan likuiditas yang kuat untuk bank. Fokus kami ke likuiditas dan dana pihak ketiga," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) Bambang Widyatmoko juga mengatakan, dalam rangka peningkatan penyaluran dana kepada aset produktif, termasuk Kredit, pihaknya lebih mengutamakan sumber dana yang berasal dari Dana Pihak Ketiga termasuk deposito berjangka.

"Hal ini dengan mempertimbangkan kesesuaian volume, jangka waktu, tingkat bunga dan margin serta liquidity risk antara keduanya agar dapat matched dan memberikan tingkat pendapatan bunga bersih yang optimal dengan risiko yang terukur bagi Bank Banten," ungkap Bambang.

Baca Juga: Minat Menabung Turun pada Juli 2025, LPS Soroti Kenaikan Pengeluaran Rumah Tangga

Bambang menjelaskan, bahwa pihaknya senantiasa melakukan monitoring perkembangan tingkat suku bunga SBN dan sumber dana yang dialokasikan untuk mendapatkan hasil pengembalian yang terbaik bagi Bank Banten dimana keputusan proporsi portofolio penempatan dana dalam bentuk Kredit dan atau SBN dilakukan secara sangat cermat dengan mempertimbangkan potensi risiko dan benefit yang terbaik.

"Tren realisasi dan pertumbuhan kredit masih cukup baik sampai dengan akhir tahun. Kami perkirakan akan meningkat terus serta menghasilkan Net Interest Income yang memadai bagi Bank Banten," tandasnya.

Pada Juni 2025 penempatan dana Bank Banten di SBN tercatat mencapai Rp 1,15 triliun, meningkat 27,29% yoy. Walau demikian, di saat yang sama Bank Banten berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 4,16 triliun atau meningkat 14,60% yoy.

Sementara, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh lebih dari Rp1,25 triliun, dari Rp 4,64 triliun menjadi Rp 5,89 triliun.

Selanjutnya: Warren Buffett Buang 41% Bank of America dan Beli Saham Tak Dikenal Ini

Menarik Dibaca: Semakin Banyak Peminat, Ini 6 Manfaat Kombucha Untuk Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×