Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berdasarkan data Bloomberg tersebut berpartisipasi di lima proyek sindikasi senilai US$ 289,11 juta, turun dari US$ 329 juta pada semester I tahun lalu.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang paruh pertama tahun lalu sudah berpartisipasi US$ 789,3 juta dalam pembiayaan sindikasi, baru terlibat dalam dua pembiayaan sindikasi tahun ini senilai US$ 289,1 juta. Itu berasal dari perusahaan smelter nikel dan perkebunan.
Meskipun kredit sindikasi barunya turun, Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan tren pemintaan kredit yang diterima perseroan masih cukup tinggi hingga kuartal II.
"Itu seiring perusahaan mulai aktif membangun kembali bisnis pasca mereda-nya pandemi Covid-19," katanya pada Kontan.co.id baru-baru ini.
Menurut Rudi, adanya optimisme pelaku pasar pasca Covid-19 dan pemulihan tingkat konsumsi akan jadi katalis pertumbuhan ekonomi dan permintaan kredit. Sehingga perseroan melihat adanya pipeline besar di pasar sindikasi dengan nilai yang cukup besar dari berbagai sektor.
Adanya peningkatan harga komoditas akan mendorong pipeline sindikasi. Selain itu, pipeline meningkat karena Bank Mandiri juga aktif menjajaki pembiayaan berkelanjutan.
Sementara, Hera F Haryn, EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA mengatakan, partisipasi BCA di pembiayaan sindikasi hingga Mei 2022 sudah mencapai US$ 800 juta. Menurutnya, data yang tersaji di Bloomberg belum terupdate.
BCA berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi dan kelistrikan.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan per April 2022 Tumbuh 9,1%, Ini Penopangnya
"Kami melihat prospek kredit sindikasi hingga akhir tahun akan lebih baik dari 2021 mengingat banyaknya permintaan untuk refinancing dan permintaan baru," kata Hera.
Hingga saat ini ada beberapa pipeline sindikasi yang ditangani BCA di antaranya dari sektor infrastruktur, properti, agribisnis dan telekomunikasi.
BCA turut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek infrastruktur dengan mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA.
Adapun BRI masih masih optimis bisa mencatatkan partispasi kredit sindikasi lebih tinggi dari tahun lalu. Sebab, Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, ada beberapa pipeline yang ditangani perseroan yang sudah mendekati kesepakatan final.
Selain itu, ada juga beberapa potensi sindikasi yang telah dipetakan BRI dan yang sudah masuk dalam pipeline sindikasi BRI diantaranya yakni sektor tambang, downstream agribusiness, petrochemical.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News