kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ketua AFPI: 23 Perusahaan dengan TWP90 di Atas 5% Mayoritas Pembiayaan Konsumtif


Selasa, 16 Mei 2023 / 17:20 WIB
Ketua AFPI: 23 Perusahaan dengan TWP90 di Atas 5% Mayoritas Pembiayaan Konsumtif
ILUSTRASI. Jumlah perusahaan yang dalam pengawasan khusus karena TWP90 di atas 5% naik dari sebanyak 19 menjadi 23 perusahaan.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech P2P lending belum bisa terlepas dari risiko kredit macet. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2023, TWP90 yang menjadi indikator kredit macet di fintech lending meningkat secara tahunan maupun bulanan menjadi 2,81%.

Adapun jumlah perusahaan yang dalam pengawasan khusus karena TWP90 di atas 5% juga mengalami kenaikan per Maret 2023 yang sebanyak 19 menjadi 23 perusahaan. 
Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 21 perusahaan.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi menyampaikan dari 23 perusahaan yang sedang dalam pengawasan khusus didominasi fintech lending untuk pembiayaan konsumtif.

Baca Juga: OJK Beri Tips Dalam Memilih Perusahaan Pinjol Agar Terhindar dari Kerugian

"Yang 23 perusahaan itu di atas 5% semua, termasuk Tanifund (produktif)," ucap dia saat ditemui Kontan.co.id, Kamis (11/4).

Adrian menerangkan pengawasan kredit macet tidak hanya dilihat dari angka NPL, tetapi modal juga berpengaruh.

Menurut dia, dari total 102 perusahaan memang terlalu banyak pemain yang terlibat. Oleh karena itu, perlu kebijakan menaikkan modal.

"Hal itu menjadi salah satu cara supaya fintech fokus kepada investor yang punya modal cukup supaya bisa berkelanjutan bisnisnya. Bisa sustainable bagaimana? Kredit macetnya harus dijaga. Sebab, makin tinggi kredit macet tentu makin enggak sustainable," tuturnya.

Dari total 102 perusahaan, yang berkategori produktif itu hanya 25%. Jadi, kata dia, memang masih didominasi konsumtif secara keseluruhan dan mungkin hanya 10 hingga 15 perusahaan yang seizeable. 

Baca Juga: Lender Keluhkan Telat Bayar, Ini Langkah Investree Selesaikan Pinjaman Macet

Di sisi lain, CEO Investree itu juga menyampaikan perusahaannya dalam waktu dekat akan mengumumkan pendanaan baru dari luar. 

Dia mengatakan sebenarnya Investree sudah pernah mengumumkan hal tersebut di akhir tahun, tetapi kali ini akan mengumumkan nilai investasinya juga. 

"Lagi dalam tahap finalisasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×