Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih Wimboh Santoso telah mengumpulkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) untuk mengawasi dan mengatur sektor perbankan. Pasalnya, industri perbankan tengah menghadapi sejumlah tantangan bisnis.
Wimboh menyoroti beberapa permasalahan yang sedang terjadi di industri perbankan, seperti rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), likuiditas, dan teknologi perbankan. "Saya berupaya menyelesaikan masalah NPL. Salah satunya melakukan restrukturisasi kredit," kata Wimboh, Jumat (9/6).
Nahkoda baru OJK ini juga memantau kondisi risiko likuiditas perbankan. Wimboh telah memiliki beberapa opsi untuk mengatasi likuiditas, seperti instrumen pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri, menciptakan produk obligasi yang terkait dengan proyek pemerintah dan sekuritisasi.
Regulator lembaga keuangan ini juga akan mengaktifkan kembali surat berharga komersial atau commercial paper (CP) yang selama ini mati suri. Menurutnya, surat berharga komersial memiliki keunggulan, yaitu mempunyai tenor pendek kurang dari dua bulan dan diakui di pasar internasional.
Sinergi institusi finansial
Selain kedua permasalahan tersebut, Wimboh ingin agar literasi dan inklusi keuangan semakin meningkat. Tujuannya, untuk mempercepat edukasi masyarakat di bidang industri keuangan.
Para bankir turut menyumbang pendapat kepada Ketua dan Anggota Dewan Komisioner OJK terpilih. Direktur PT Bank Mandiri Tbk Ogi Prastomiyono mengatakan, digital banking dan sinergi kebijakan antar-komisioner menjadi PR untuk DK OJK terpilih.
Menurut Ogi, tren perbankan ke depan adalah digital banking. Tren perkembangan ini diperkirakan dapat mendorong inklusi keuangan.
Sependapat, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menuturkan, selama ini, sudah banyak pencapaian baik dari DK OJK yang sekarang menjabat. Kedepan, bagi DK OJK terpilih perlu memperkuat kerjasama antar-lembaga. Misalnya, kolaborasi dan sinergi di antara para regulator termasuk OJK dibidang perbankan, pasar modal, non bank, Bank Indonesia (BI), Departemen Keuangan dan Pajak.
Direktur Ritel PT Bank Permata Tbk Bianto Surodjo menuturkan, seluruh industri keuangan dan pasar modal dapat bekerjasama membawa industri lebih berkembang. Kerjasama ini diperlukan untuk menghadapi berbagai macam tantangan risiko yang muncul dari global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News