Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pertumbuhan premi yang dikantongi industri asuransi umum pada 2015 meleset dari perkiraan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, sepanjang tahun lalu, pelaku industri mengumpulkan premi sebesar Rp 58,9 triliun. Angka ini hanya tumbuh 6,7% dari kinerja tahun sebelumnya yang sebesar Rp 55,1 triliun.
Ketua AAUI Yasril Y Rasyid menilai, capaian tersebut terbilang mengagetkan. Pasalnya, hingga triwulan III-2015, pertumbuhan premi masih bisa menyentuh 10%. "Ternyata di kuartal keempat kurang sesuai dengan harapan. Tadinya kami memprediksi pertumbuhan di sepanjang tahun lalu bisa mencapai 12% sampai 13%," katanya, Selasa (1/3).
Yasril menduga, ada dua faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan premi tahun lalu di bawah ekspektasi. Kedua faktor tersebut bersumber dari lini bisnis yang jadi tulang punggung asuransi umum, yakni asuransi harta benda dan kendaraan bermotor.
Dari lini asuransi properti, dia menilai ada pengaruh dari perubahan tarif premi yang berlaku pada pertengahan 2015. Termasuk di dalamnya ada poin soal pemberian diskon tarif kepada nasabah renewal. "Sehingga waktu renewal di akhir tahun lalu sudah memakai tarif baru yang lebih rendah dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Faktor kedua berasal dari lini asuransi kendaraan bermotor. Lesunya pasar otomotif menekan perolehan premi yang bisa dikantongi pemain asuransi umum.
Secara keseluruhan, kondisi asuransi umum di tahun lalu memang terbilang berat. Hal ini tak lepas dari pertumbuhan ekonomi makro yang juga di bawah ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News