Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BCA Syariah berhasil mencatatkan kinerja positif di enam bulan pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari kinerja laba bersih BCA Syariah yang tumbuh 23,08% secara tahunan atau year on year (yoy) seiring dengan tumbuhnya pembiayaan perusahaan.
Per Juni 2021, BCA Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34,4 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2020, laba bersih perusahaan hanya Rp 28 miliar. Laba sebelum pajak tercatat Rp 44,2 miliar, naik 18,3% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 37,3 miliar.
Sementara pembiayaan BCA Syariah sampai dengan Juni 2021 juga menunjukkan pertumbuhan kendati menghadapi tantangan perlambatan ekonomi serta masih rendahnya permintaan pembiayaan untuk ekspansi usaha dalam masa pandemi. Pembiayaan BCA Syariah per Juni 2021 tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, tumbuh 3,5% yoy
Dalam melaksanakan fungsi intermediasi, penyaluran pembiayaan BCA Syariah masih difokuskan pada sektor produktif diantaranya sektor industri pengolahan, perdagangan dan proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah.
Baca Juga: BCA Syariah yakin laju pembiayaan pada semester II bisa lebih kencang
Kualitas pembiayaan BCA Syariah dapat dipertahankan pada level yang rendah dan sehat dengan Non Performing Financing (NPF) Gross tercatat sebesar 0,73% dan NPF Net sebesar 0,01%.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BCA Syariah tumbuh 13,2% menjadi Rp 6,8 triliun. Sehingga total aset bank ini meningkat 14,3% YoY menjadi Rp 9,7 triliun.
Sejalan dengan kebijakan stimulus perekonomian nasional dari Regulator, BCA Syariah melakukan restrukturisasi pembiayaan pada tahun 2021 sebesar Rp 1,2 triliun dengan komposisi 79% restruktur pembiayaan atau Rp 949,5 miliar diberikan kepada nasabah yang terdampak langsung Covid-19.
Kendati menghadapi berbagai tantangan dalam penyaluran pembiayaan, Financing at Risk (FaR) BCA Syariah di Juni 2021 tercatat sebesar 20,9%. Angka ini masih berada di bawah FaR Bank Umum Syariah yang per Maret 2021 tercatat sebesar 27,3%.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan, pihaknya terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan serta dalam mengelola segala risiko yang ada di tengah pandemi Covid-19.
"Sinergi dengan BCA sebagai induk usaha juga semakin intensif dilakukan dalam rangka percepatan digitalisasi perbankan serta perluasan jaringan layanan untuk memberikan layanan syariah kepada masyarakat," kata Yuli dalam konferensi pers paparan kinerja semester I 2021, Jumat (6/8).
Dia menambahkan, kebutuhan digitalisasi saat ini semakin besar. Oleh karena itu, BCA Syariah terus berupaya melakukan digitalisasi guna melayani kebutuhan nasabah dengan baik.
Salah satu strategi yang dilakukan mendorong digitalisasi adalah bersinergi dengan induknya sehingga bisa meningkat fitur-fitur pada layanan mobile banking perusahaan.
Baca Juga: Bank-bank besar panen laba di semester I 2021
Selama enam bulan pertama, BCA Syariah sudah melakukan setor tarik tunai melalui ATM BCA, self registransi mobile banking tanpa harus ke kantor cabang, top up Flazz, dan tarik tunai tanpa kartu di ATM BCA.
Yuli bilang, ke depan, pihaknya akan terus mengembangkan layanan-layanan baru lewat sinergi dengan BCA sehingga perseroan bisa tumbuh secara berkelanjutan.
Pandemi turut mendorong percepatan penggunaan perbankan elektronik diantaranya tercermin dari transaksi melalui e-channel yang mendominasi jumlah transaksi nasabah di BCA Syariah selama tahun 2021 hingga 54%.
Jumlah pengguna juga meningkat signifikan dimana user mobile banking BCA Syariah Mobile meningkat 66,5% menjadi sebanyak 61.000 pengguna dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 37.000 pengguna.
Sementara pengguna internet banking Klik BCA Syariah meningkat 121% menjadi sekitar 12.800 pengguna dibandingkan tahun lalu di kisaran 6.000 pengguna.
Selanjutnya: Penyaluran kredit BRI capai Rp 929,4 triliun di semester I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News