kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Emiten Bank Digital Menggeliat di Tengah Penurunan Harga Saham


Rabu, 26 Juni 2024 / 05:15 WIB
Kinerja Emiten Bank Digital Menggeliat di Tengah Penurunan Harga Saham
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Neo Commerce (BNC)?di Jakarta, Kamis (4/1/2024). BNC menargetkan penyaluran kredit tumbuh 20%-25% pada 2024.?Setelah tiga tahun bertransformasi, salah satu penyelenggara bank digital ini optimis dapat menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik ke depannya. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

Kepala Riset RHB Sekuritas Andrey Wijaya pun mengatakan bahwa saham-saham bank digital sejatinya sudah mulai layak dipantau. Alasannya, fundamental dari bank digital ini membaik seiring sudah ada penurunan kerugian yang cukup signifikan.

Namun, ia menyadari bahwa masih banyak katalis negatif yang membuat saham bank digital ini kurang bertenaga. Misalnya, risiko pemburukan kualitas kredit yang lebih besar di bank digital karena menyasar segmen ritel dan mikro.

“Katalis yang mendorong harga sahamnya untuk rally masih belum terlalu kuat,” ujar Andrey.

Baca Juga: Kinerja Bank Milik Fintech Terus Membaik, Harga Saham Berpotensi Naik?

Untuk saham bank digital, Andrey pun melihat hanya ada dua saham yang saat ini menarik untuk dicermati, antara lain PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO). Menurutnya, kinerja kedua saham ini relatif lebih prudent di antara bank digital yang lain.

 

Seperti diketahui, BBYB per kuartal I-2024 yang lalu mampu mencatatkan kinerja impresif dengan membalikkan rugi di tahun sebelumnya menjadi untung senilai Rp 14,23 miliar. Di periode yang sama, ARTO mampu mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 24% YoY menjadi Rp 21,71 miliar.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa bank digital yang menarik adalah mereka yang mampu memanfaatkan ekosistem yang dimiliki. Artinya, tak semua bank digital yang memiliki ekosistem disebut menarik.

Dalam hal ini, Nico mengambil contoh ARTO dengan ekosistem Goto Grup dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) dengan ekosistem BRI Grup. Ia bilang bahwa saat ini ARTO lebih terlihat memanfaatkan ekosistem dengan memiliki integritas yang tampak baik itu melalui Tokopedia maupun Gopay.

Baca Juga: Mulai Konsisten Cetak Laba, Kinerja Saham Bank Digital Masih Tak Bertenaga

Sementara itu, ia melihat AGRO yang sejatinya bisa diunggulkan dengan induk usahanya, BRI, tampak belum memanfaatkan hal tersebut dengan baik. Padahal, ia menilai jika memang integrasinya terjalin maka tak akan mudah tertandingi.

“Kalau sekarang kan UMKM yang memang sudah nyaman dengan BRI ya lebih memilih menggunakan super apps Brimo dibandingkan ke Bank Raya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×