Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Holding ultra mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Penanaman Modal Mandiri (PNM) dan PT Pegadaian belum lagi mencapai usia lima tahun sejak resmi dibentuk pada September 2021. Namun, kinerja lembaga ini tak main-main, tercemin dari terus meningkatnya pembiayaan holding ultra mikro.
Hingga September 2023, total outstanding kredit atau pembiayaan holding UMi telah mencapai Rp590,7 triliun, atau naik 11,6% secara tahunan. Jumlah nasabahnya juga terus bertambah. Per September 2023, holding UMi telah memiliki nasabah sebanyak 36,6 juta atau tumbuh 8,2% secara tahunan.
Sebagai induk holding, BRI memberikan kontribusi terbesar dalam penyaluran pembiayaan ultra mikro. Di periode serupa, kredit ultra mikro BRI mencapai Rp479,9 triliun, naik 10,9% secara tahunan. Jumlah nasabah UMi BRI juga tumbuh. Per September 2023, BRI menyumbang 14,2 juta nasabah UMi, tumbuh 2,3% secara tahunan.
Pertumbuhan pembiayaan BRI ke segmen UMi sudah terlihat pada tahun pertama holding ultra mikro beroperasi. Pada 2021, pembiayaan ultra mikro BRI sudah tembus Rp397 triliun, naik 12,9% secara tahunan. Pertumbuhan ini berlanjut pada 2022, penyaluran kredit ultra mikro BRI mencapai Rp449,6 triliun, naik 13% secara tahunan.
Sejalan dengan pertumbuhan ultra mikro, kinerja BRI semakin melesat. Per September 2023, BRI menyalurkan kredit di periode ini mencapai Rp 1.250,72 triliun atau naik 12,53% secara tahunan. Segmen UMKM masih mendominasi kontribusi kredit dengan porsi 83,06% atau senilai Rp1.038,9 triliun.
Alhasil, per September 2023, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai R 43,9 triliun, tumbuh 12,27% secara tahunan. Laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan dari pos pendapatan bunga bersih sebesar Rp101,19 triliun dari Rp96,5 triliun per September 2022.
Tak mau kalah dengan sang induk, penyaluran pembiayaan PNM ke segmen ultra mikro juga terus melonjak. Pembiayaan ultra mikro di PNM dilayani melalui produk Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Produk Mekaar menargetkan pembiayaan kepada masyarakat prasejahtera dengan pendapatan di bawah Rp800.000 per bulan.
Sampai September 2023, PNM telah menyalurkan pembiayaan ultra mikro senilai Rp41,16 triliun, naik dari Rp38,44 triliun di sepanjang tahun 2022. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada lebih dari 15 juta juta nasabah PNM Mekaar aktif. Artinya, dari sisi nasabah, PNM menjadi penyedia pinjaman terbesar di holding ultra mikro.
Pembiayaan ultra mikro PNM juga terus tumbuh. Di sepanjang 2021, misalnya, jumlah pembiayaan PNM Mekaar baru mencapai Rp49,4 triliun. Namun, pada 2022, pembiayaannya melejit jadi Rp64,1 triliun. "Pada 2021, jumlah nasabah UMi PNM 7 juta, lalu naik jadi 13 juta nasabah pada 2022," kata Dodot Patria Ary, Sekretaris Perusahan PNM.
Moncernya pembiayaan UMi ikut menopang kinerja PNM di kuartal III-2023. Di sepanjang sembilan bulan tahun ini, PNM membukukan laba Rp 1,2 triliun, naik 64,3% secara tahunan. Pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga sebesar 22,53% secara tahunan menjadi Rp8,77 triliun per September 2023 dari Rp7,17 triliun di September 2022.
Setali tiga uang, pada kuartal III-2023, Pegadaian mencetak kenaikan laba bersih 35,52% secara tahunan menjadi Rp3,2 triliun, dengan jumlah nasabah tumbuh 10,88% menjadi 23,5 juta nasabah. Alhasil, penyaluran pinjaman (omzet) pembiayaan tumbuh 14,81% secara tahunan menjadi Rp150,0 triliun pada kuartal III-2023.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan, pencapaian tersebut turut dihasilkan dari kinerja holding ultra mikro. "Melalui holding BUMN Ultra Mikro, Pegadaian berhasil mendorong bisnis pembiayaan mikro lewat produk gadai maupun investasi lewat produk non-gadai," katanya.
Damar menjelaskan, sejak bergabung menjadi holding ultra mikro, Pegadaian bisa mengembangkan UMKM. "Kami juga turut dalam menyalurkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah dan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) BRI untuk mendukung UMKM Indonesia naik kelas," imbuh dia.
Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian Yudi Sadono menjelaskan, sejak bergabung menjadi anggota holding ultra mikro, kinerja perusahaan semakin kinclong. Dari sisi aset misalnya, sebelum bergabung tepatnya di tahun 2021 sebesar Rp65,8 triliun, sementara sesudah bergabung hingga September 2023 mencapai Rp80,7 triliun.
Sementara dari sisi outstanding loan (OSL) Pegadaian juga tampak meningkat dari Rp52,4 triliun di tahun 2021, menjadi Rp65,6 triliun di September 2023. Jumlah nasabah juga tumbuh, dari 19,7 juta pada 2021 menjadi 23,5 juta nasabah per September 2023.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pembentukan holding UMi merupakan milestone penting dalam pengembangan segmen ultra mikro di Indonesia. Menurutnya, dengan pertumbuhan pembiayaan mengarah ke segmen lebih bawah yaitu ultra mikro, holding UMi menjadi sumber pertumbuhan baru yang sangat memadai bagi BRI.
"Di bawah itu yang kami sebut ultra mikro masih sangat melimpah sumber pertumbuhannya," tandas Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News