Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menutup kuartal I 2025 dengan kenaikan laba bersih BTN sekitar 5,05% secara tahunan alias year on year (yoy). Laba bersih bank yang fokus di sektor properti ini mencapai Rp 903,7 miliar. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bersih BTN senilai Rp 860,2 miliar.
Selain faktor kinerja, BBTN juga ketiban ceria dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengumumkan BBTN menjadi konstituen IDX30 untuk periode 2 Mei 2025 - 31 Juli 2025.
Saham BBTN sempat melonjak setelah dua sentimen positif tersebut. Pada Senin (28/4), saham BBTN tutup di level Rp 1.100, melonjak 6,28%. Harga saham ini telah menguat selama lima hari beruntun dengan disertai kenaikan volume transaksi. Namun pada Rabu (30/4) pukul 14:42 WIB, harga saham BBTN di Rp 1.065, melemah tipis 1,84% dibanding sehari sebelumnya.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis merevisi naik target harga saham BBTN dari Rp 1.100 menjadi Rp 1.400 dengan rekomendasi beli. Perkiraan laba bersih juga dikerek dari semula Rp 2,47 triliun menajdi Rp 2,50 triliun. Margin bunga bersih (NIM) akan berada dikisaran 3,1% dari semula 2,9%
Baca Juga: Harganya Terkoreksi Usai Diumumkan Masuk IDX30, Begini Rekomendasi dan Prospek BBTN
Pandangan positif terhadap saham BBTN juga datang dari tim riset Mandiri Sekuritas. Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.500.
“Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba 5% pada kuartal I-2025 didukung penyesuaian pengakuan pendapatan bunga yang menghasilkan tambahan pendapatan Rp 600 miliar -Rp 700 miliar,” kata tim riset itu dalam keterangannya, Rabu (30/4).
Dalam risetnya yang terbit pada 25 April 2025, Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan rekomendasi buy BBTN. Sekuritas itu memangkas target harga dari semula Rp 1.600 per saham menjadi Rp 1.500 per saham.
“Kami sedikit merevisi estimasi earning karena asumsi biaya kredit BBTN yang meninggi,” tulis Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Erni Marselia Siahaan dalam riset itu,
Satu kartu truf BBTN, yakni kinerja BTN Syariah dan perkembangan aksi korporasi pemisahan unit (spin off) yang tengah mengarah ke garis finish.
Baca Juga: Saham BBNI dan BBTN Kompak Melemah Hari Ini (15/4), Simak Rekomendasi Analis
Aset BTN Syariah mencapai Rp 61,2 triliun per akhir Maret 2025, tumbuh 11,6% yoy. Kenaikan aset ditopang pembiayaan yang tembus Rp46,3 triliun, melonjak 18,2%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp51 triliun, melesat 19,9%.
Dana pihak ketiga (DPK), sebanyak 59% atau setara Rp 29 triliun berupa dana murah (CASA). Komposisi ini membaik dari posisi sebelumnya yang masih di kisaran 50,1%.
Dengan berbagai pencapaian itu, BTN Syariah mencetak laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) senilai Rp199 miliar, tumbuh 21% secara tahunan.
Ke depan, pergerakan saham BBTN juga ikut ditentukan oleh kelanjutan aksi korporasi unit syariah. Yang paling ditunggu adalah rencana penambahan modal BTN Syariah hasil spin off agar kontribusinya dalam menggerakkan sektor perumahan semakin optimal.
Menurut kabar, ada beberapa opsi. Yang jelas, BTN kemungkinan besar akan segera mencari mitra strategis untuk mempercepat pertumbuhan BTN Syariah sekaligus mendukung program 3 juta rumah. Skema bisa melalui IPO (pencatatan saham perdana di bursa saham..
Opsi lain, BTN Syariah menerbitkan sukuk yang kemudian diserap oleh Danantara. Peluang BTN Syariah menjadi ujung tombak program perumahan pemerintah menjadikan saham BBTN kian menarik..
Selanjutnya: Apa Rekomendasi Jus Penurun Kolesterol Paling Cepat? Ini 10 Pilihannya
Menarik Dibaca: Apa Rekomendasi Jus Penurun Kolesterol Paling Cepat? Ini 10 Pilihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News