kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontribusi dari anak usaha belum mampu mengerek laba perbankan


Minggu, 01 November 2020 / 19:57 WIB
Kontribusi dari anak usaha belum mampu mengerek laba perbankan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Central Asia (BCA) BSD Tangerang Selatan. pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatat pertumbuhan kontribusi anak usahanya selama pandemi. Sayang, dorongan ini masih belum mampu mengerek laba perseroan.

Entitas anak PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, sampai kuartal III-2020 telah menyumbang laba perseroan hingga Rp 2,32 triliun atau setara 16,60% laba kondolidasian perseroan senilai Rp 14,02 triliun. 

“Kontribusi anak usaha masih tumbuh baik penopangnya ada pada pendapatan yang mencapai Rp 20,8 triliun dengan pertumbuhan 2,3% (yoy). Semantara paling besar disumbang oleh PT Bank Syariah Mandiri,” ungkap Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan kepada Kontan.co.id pekan lalu. 

Sementara laba bank berlogo pita emas senilai Rp 14,02 triliun tercatat menurun cukup dalam 30,73% (yoy). Hal ini utamanya disebabkan oleh berkurangnya mesin pencetak laba perseroan yaitu pendapatan operasional. 

Baca Juga: Kalangan bank daerah yakin laju kredit bisa makin kencang di akhir tahun

Tercatat pendapatan operasional Bank Mandiri turun 3,06% (yoy) menjadi Rp 62,97 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih susut 4,27% (yoy) menjadi Rp 43,38 triliun. 

Begitu juga pendapatan komisi komisi yang melemah 0,26% (yoy) menjadi Rp 19,58 triliun. Adapun biaya pencadangan perseroan justru meningkat pesat hingga 52,81% (yoy) menjadi Rp 15,69 triliun.

Hal serupa juga terjadi di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Yang labanya sampai kuartal III-2020 masih negatif 4,20% (yoy) menjadi Rp 20,00 triliun. Padahal salah satu entitas anak perseroan yaitu PT Bank BCA Syariah tumbuh cukup mumpuni. 

Pembiayaan syariah dari BCA Syariah jadi segmen yang masih tumbuh positif sebesar 8,3% (yoy) menjadi Rp 5,46 triliun. Sementara secara konsolidasian portofolio kredit BCA yang secara total masih negatif 0,6% (yoy) menjadi Rp 581,85 triliun, dan cuma segmen korporasi yang tumbuh positif 8,6% (yoy). 

“Perseroan ke depannya akan memantau perkembangan ekonomi makro dan masing-masing industri serta melangkah secara hati-hati dengan mengedepankan faktor likuiditas, modal, dan kualitas portofolio kredit,” ungkap EVP Secretariat & Corporate Communcation BCA Hera F Haryn.

Adapun entitas anak PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) meski kontribusinya menurun sumbangan labanya menurun 9,9% (yoy) menjadi Rp 1,11 triliun, namun porsinya meningkat setara 25,91% laba BNI pada kuartal III-2020 senilai Rp 4,32 triliun.

Periode sebelumnya, entitas anak BNI menyumbang laba Rp 1,24 triliun atau setara 10,38% dari laba perseroan senilai Rp 11,97 triliun. 

Penurunan laba yang cukup dalam dicatat bank berlogo angka 46 ini akibat meningkatnya risiko kredit. Perseroan misalnya telah membentuk pencadangan dengan rasio hingga 206,9% seiring terkereknya non performing loan dari 1,8% pada kuartal III-2019 menjadi 3,6%. 

“Mitigasi kredit kami tingkatkan karena kami ingin tumbuh selektif dan prudent. Dengan memperhatikan prospek dan kemampuan bayar debitur," ujar Direktur IT dan Operasi BNI Y.B Hariantono.

Selanjutnya: Dari BCA hingga BNI, aset bank-bank jumbo masih naik dua digit di kuartal III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×