kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Koperasi di Indonesia juga ikut terpukul pandemi Covid-19


Senin, 12 Juli 2021 / 15:04 WIB
Koperasi di Indonesia juga ikut terpukul pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia juga mempengaruhi kinerja koperasi di Indonesia.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia juga mempengaruhi kinerja koperasi di Indonesia. Pandemi menyebabkan mayoritas koperasi di Indonesia mengalami guncangan likuiditas.

Pengamat Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, 70% koperasi khususnya koperasi simpan pinjam di masa pandemi mengalami gangguan. Hal tersebut dikarenakan adanya pengambilan simpanan anggota menjelang hari raya dan juga meningkatnya kredit macet (NPL) karena keuangan anggota terganggu.

“Untung saat itu ada kebijakan dimana Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dikhususnya untuk menyalurkan dana untuk koperasi, kucuran yang mencapai Rp 2 triliun dari dana PEN dan dana internal, sedikit membantu koperasi,” ujar Rully kepada Kontan.co.id.

Rully juga menyampaikan, kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,2% dan ditargetkan bisa menjadi 5,3% di tahun 2022.

“Jumlah koperasi modern juga diharapkan menjadi 100 koperasi di 2021 dan 150 koperasi pada 2022,” tambah Rully.

Baca Juga: MenkopUKM: Koperasi pasar bisa jadi role model koperasi modern

Sementara itu, ada kekhawatiran baru yang munculnya masalah baru bagi koperasi di paruh kedua tahun ini. Hal ini mengingat adanya kebijakan PPKM darurat yang bisa mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat khususnya usaha yang dijalankan anggota.

Rully menambahkan, persoalan pembiayaan koperasi juga akan menjadi masalah di tahun ini, karena meskipun sudah  dilayani  oleh LPDB, masih membutuhkan dukungan pembiayaan pinjaman perbankan.

“Jumlah koperasi sebanyak 123.000 unit kurang lebih membutuhkan sokongan pembiyaaan kredit sekurang-kurangnya Rp 100 triliun. Total kredit perbankan untuk saat ini ditaksir masih di bawah angka 1%,” ungkap Rully.

Meski pandemi sangat menganggu, Ketua Koperasi Benteng Mikro Kamaruddin Batubara mengaku, masih mengalami pertumbuhan dana tabungan anggota yang saat ini mencapai Rp 500 juta dengan imbal hasil setara 8,5%-12% per tahun. Hanya saja, Kamaruddin enggan menyampaikan berapa pertumbuhan dana tabungan yang dialami.

Kamaruddin bilang, kalau pertumbuhan tabungan tersebut dikarenakan semakin bertambahnya anggota dari Koperasi Benteng Mikro. Asal tahu saja, jumlah anggota koperasi tersebut mencapai 192.934 orang.

“Tahun ini, kami akan buka juga di Kota Bogor dan Kota Depok. Hal tersebut dilakukan untuk membuka kesempatan bagi masyarakat dalam mengakses simpanan, pinjaman/pembiayaan yang mudah dan menguntungkan,” kata Kamaruddin kepada Kontan.co.id.

Koperasi gagal bayar

Selain kinerja yang mengalami gangguan, koperasi di Indonesia juga masih dibayang-bayangi oleh beberapa oknum koperasi yang mengalami gagal bayar atau justru adanya koperasi bodong.

Baca Juga: Kemenkop UKM akan meluncurkan template anggaran dasar pendirian Koperasi



TERBARU

[X]
×