kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPR Bank Belum Menjadi Kredit Bermasalah


Jumat, 07 November 2008 / 08:05 WIB
KPR Bank Belum Menjadi Kredit Bermasalah


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Krisis industri keuangan belum menularkan imbas buruk ke bisnis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Beberapa bankir mengaku, bisnis KPR mereka masih sehat. Para pengutang KPR masih patuh dan sanggup membayar cicilan maupun pokok kredit. Efeknya, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) KPR beberapa bank masih mini.

Bank Tabungan Negara (BTN) yang selama ini fokus menyalurkan pembiayaan perumahan juga mengaku bisnis KPR-nya tak terganggu. "Angka NPL tak mengalami perubahan. Jika dihitung secara gross masih di bawah 4%," tutur Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah, Kamis (6/11). Dia memperkirakan kondisi ini tetap membaik hingga triwulan pertama 2009.

BTN hanya menaikkan bunga kredit kepada nasabah baru. Sedangkan para debitur lama masih menikmati bunga kredit yang lama. Lewat strategi itu, BTN berharap para pengutangt KPR masih mampu mencicil bunga kredit mereka. Dengan kata lain, Evi menjamin bahwa kecil kemungkinan NPL BTN naik drastis. Meski sadar ancaman kenaikan NPL tetap ada, BTN yakin debitur mereka mampu menanggung bunga KPR dengan kisaran 14%-15%.

BTN menahan bunga di range tersebut karena mereka telah membuat uji sensitivitas atawa stress test. Jika bunga kredit berkisar 14%-15%, hasil perhitungan pengelola BTN, NPL mereka tidak akan melonjak lebih dari 5%. Hingga akhir Oktober lalu, BTN telah menyalurkan kredit Rp 30,5 triliun. "Angka kredit bermasalah untuk KPR di bulan ini masih sama dengan NPL di bulan-bulan sebelumnya, masih sekitar 0,8%," imbuh Diah Sulianto, General Manager Divisi Kredit Konsumen Bank BNI.

Diah mengaku, BNI sudah memperkirakan, bahwa krisis yang terjadi saat ini berpotensi meningkatkan NPL. Karena itu BNI lebih selektif dalam memilih nasabah KPR.

BNI hanya memprioritaskan kredit kepada debitur yang ingin membeli rumah pertama. Artinya, bagi mereka pembelian rumah masih sebagai kebutuhan pokok, bukan sekadar instrumen untuk berinvestasi. Dengan begitu, mereka tak akan gampang mengorbankan cicilan kredit meskipun sedang terdesak berbagai kebutuhan.

BNI juga menawarkan program yang cukup meringankan debitur lewat produk BNI Griya Angsuran Suka-Suka. Debitur bisa menentukan angsuran sesuai kemampuan.

Hingga kini penyaluran KPR di BNI mencapai target yaitu Rp 6,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×