Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bankir memperkirakan permintaan dan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada triwulan terakhir 2008 ini terus menurun. Permintaan kredit pembelian rumah merosot karena bunga KPR terus mendaki. Saat ini bunga KPR komersial berkisar 15%-16% setahun.
Penyebab lain penurunan permintaan adalah kebijakan bank untuk lebih hati-hati dalam menyalurkan KPR. Ada dua alasan bank memperkecil selang KPR. Pertama, likuiditas di bank sedang terbatas. Kedua, menjaga agar kualitas KPR tak merosot. Di saat ekonomi sedang lesu, tentu daya beli masyarakat juga ikut merosot. Dalam situasi semacam ini, para bankir bakal lebih teliti mendeteksi kantong calon nasabah KPR.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Iqbal Latanro mengakui BTN turut mengurangi penyaluran KPR. BTN juga memperketat proses pemilihan calon debitur. "Gejala penurunan permintaan KPR sebenarnya sudah terlihat sejak Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) secara berturut-turut sejak Mei lalu hingga Oktober ini," kata Iqbal Senin (13/10).
BTN mengerem penyaluran KPR sekitar tiga bulan lalu. Kala itu, manajemen melihat target penyaluran kredit tahun ini, yaitu Rp 10 triliun sudah nyaris terpenuhi. Sekarang ini, penyaluran kredit BTN sudah mencapai Rp 13 triliun. Artinya, "Kami sudah melewati target," tambah Iqbal. Di akhir tahun, Iqbal memperkirakan nilai penyaluran kredit BTN bisa mencapai
Rp 15 triliun.
Direktur Konsumer PT Bank NISP Tbk Rudy N. Hamdani juga memperkirakan, penyaluran KPR akan mereda di bulan-bulan terakhir tahun 2008. Penurunan penyaluran KPR ini terkait dengan kenaikan bunga kredit yang berlangsung di banyak bank. "Bunga KPR di NISP saat ini 15% per tahun," ujar Rudy.
Meski menyebut permintaan KPR secara rata-rata di industri perbankan turun, Rudi mengaku permintaan KPR di NISP masih naik. "Penjualan kami sampai saat ini masih bagus," katanya.
Pada semester pertama tahun ini, Bank NISP telah menyalurkan KPR kurang lebih Rp 1 triliun. Hingga akhir tahun ini, mereka mengharapkan dapat menyalurkan kredit perumahan sebesar Rp 1,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News