kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit bermasalah KUR BTN di November meningkat


Senin, 12 Januari 2015 / 10:59 WIB
Kredit bermasalah KUR BTN di November meningkat
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari ini 23 Juli 2023, Temukan Reward Skin Gloo Wall hingga Karakter!


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masih didera persoalan tingginya kredit bermasalah dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR BTN per November 2014 sudah mencapai 12,9%. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tingkat NPL KUR BTN tersebut kian melonjak. Kala itu, kredit bermasalah KUR BTN masih berada di posisi 8,5%.

Kenaikan kredit bermasalah KUR BTN ini sejatinya juga  diiringi dengan pertumbuhan volume penyaluran KUR. Per November 2014, nilai penyaluran KUR BTN tercatat meningkat dari sekitar Rp 4,19 triliun menjadi Rp 4,58 triliun atau  tumbuh 9,30%.

Demikian juga dengan jumlah debitur KUR BTN yang membukukan pertumbuhan dari 23.449 debitur menjadi 25.255 debitur per November 2014. Sebagai catatan, rata-rata KUR BTN yang diterima setiap debitur juga meningkat dari Rp 179,0 juta per debitur menjadi Rp 181,7 juta.

Sayangnya, KONTAN belum memperoleh konfirmasi dari manajemen BTN perihal penyebab kenaikan rasio NPL tersebut.

Sekadar mengingatkan, kinerja BTN hingga kuartal III 2014 tidak menggembirakan. Bank yang fokus pada kredit perumahan ini membukukan laba senilai Rp 755 miliar, atau turun 28,09% dari periode sama tahun 2013 yang berjumlah Rp 1,05 triliun. Padahal, pada kuartal III 2013, BTN masih mencetak pertumbuhan laba 2,94%.

Maryono, Direktur Utama BTN kala itu mengatakan, penurunan laba bersih BTN bersumber dari beban operasional yang membengkak dan pengetatan likuiditas. Biaya dana yang harus dibayar BTN pada periode September 2013-September 2014 meningkat 11% gara-gara mengetatnya likuiditas. Namun, kondisi itu tak diimbangi dengan kenaikan pendapatan bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×