Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit properti yang melambat di sepanjang tahun 2023 membuat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) properti perlahan juga ikut terkerek.
Bank Indonesia mencatat per November 2023, rasio NPL kredit kepemilikan properti di perbankan berada di level 2,59%. Posisi tersebut lebih meningkat dari rasio NPL per November 2022 yang sebesar 2,40%.
Bila dirinci, NPL kredit properti paling tinggi disumbang kredit pemilikan ruko/rukan sebesar 4,47%. Sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) rumah tapak masih terjaga di level 2,52%. Kendati meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,32%.
Meski begitu, sejumlah perbankan masih optimis memasuki tahun 2024 dapat menurunkan rasio NPL KPR, dan menjaganya di posisi yang sehat. Seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang menargetkan dapat menurunkan rasio NPL KPR di bawah 3% pada tahun 2024.
Baca Juga: Layanan Digital Marak, Transaksi Menggunakan Kartu di Sejumlah Bank Melandai
Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Ramon Armando mengatakan, sebagai Bank yang memiliki core business perumahan, BTN selama tahun 2023 menunjukkan penurunan pada rasio NPL khususnya segmen KPR, tren ini menunjukkan perbaikan setiap tahunnya.
Adapun per hingga September 2023 rasio NPL Bank BTN sekitar 1,89%.
"Untuk rasio NPL KPR BTN trennya terus menurun, lebih baik dibandingkan industri sejenis. Hal ini menunjukkan bahwa kami selalu melakukan upaya-upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit agar memiliki kualitas aset yang baik bagi Bank," kata Ramon kepada Kontan belum, Senin (1/1)
Ramon menyebut meski tantangannya tidak mudah, namun pihaknya optimistis dapat menurunkan rasio NPL KPR di bawah 3% dengan menerapkan strategi penjualan aset-aset bermasalah kepada investor yang terus dilakukan.
Di sisi lain, Bank BTN juga optimistis pertumbuhan KPR pada tahun 2024 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
"Kami optimis kredit termasuk KPR dapat tumbuh 11% YoY pada tahun 2024, lebih tinggi pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan proyeksi beberapa analis yang memperkirakan bahwa kenaikan harga rumah KPR Subsidi akan memacu pertumbuhan kredit Bank BTN," kata dia.
Baca Juga: Jumlah Bank Penyalur FLPP pada Tahun 2024 Menurun
Lebih lanjut Ramon mengatakan BTN kedepan akan terus berkomitmen agar menjaga kualitas aset untuk selalu lebih baik dari tahun sebelumnya.
Seperti selektif untuk memberikan kredit dengan latar belakang yang baik, mengingatkan dan membina debitur untuk selalu membayar tepat waktu, hingga melakukan berbagai upaya penyelesaian kredit seperti lelang, cessie, serta penjualan bersama.
Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mengaku optimis dapat menjaga rasio NPL KPR tetap terjaga di tahun 2024. EVP Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F Haryn sepanjang tahun 2023, NPL BCA di kredit sektor properti masih terjaga dengan baik.
"Kami berharap tahun politik tidak berdampak pada kualitas kredit KPR, mengingat kualitas kredit KPR lebih didasarkan pada proses di awal saat melihat kestabilan pendapatan nasabah," kata dia.
Meski tidak merinci rasio NPL KPR, namun adapun rasio NPL kredit BCA secara keseluruhan berada di level 2% per September 2023. Hera menyebut pihaknya tetap optimis dalam penyaluran kredit ke berbagai sektor dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga.
"Kami juga berharap perekonomian Indonesia dapat terus bertumbuh di tahun depan, sehingga berdampak positif pada terjaganya kualitas kredit KPR BCA," kata dia.
Ditopang oleh likuiditas yang memadai, Hera menyebut BCA tetap optimistis kredit properti dapat terus bertumbuh dengan tetap memperhatikan kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah, baik untuk sektor industri properti maupun pelaku perbankan dalam pembiayaan KPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News