Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencatat penyaluran kredit hingga akhir Agustus sudah mencapai Rp 32 triliun. Porsi penyaluran terbanyak masih ke sektor konsumer yaitu Rp 24 triliun.
"Untuk kredit mikro itu sudah Rp 4,1 triliun, KPR sudah sampai Rp 1,2 triliun," hitung Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro, Kamis (27/9).
Walaupun penyaluran kredit terbesar masih ke sektor konsumer, Bien mengaku pihaknya terus menggenjot kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini, pertumbuhan sektor cilik tersebut sudah hampir 100% dibandingkan akhir tahun lalu.
Kenaikan tersebut didorong oleh adanya program Waroeng BJB. Lewat program ini, bank milik pemerintah daerah tersebut membidik 450 warung untuk didanai.
Program lainnya adalah KCR (Kredit Cinta Rakyat) yang penyalurannya sudah mencapai Rp 50 miliar. Hingga akhir tahun, bank yang memiliki kode saham BJBR itu menargetkan penyaluran hingga Rp 165 miliar. Plafon yang ditawarkan KCR adalah 50 juta dan diperuntukkan bagi nasabah mikro dan kecil.
"Suku bunganya rendah di kisaran 8,3%. Sangat efektif dan lebih rendah dari KUR," terang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. BJBR mengklaim suku bunga tersebut adalah yang terendah di antara kredit serupa milik bank lain.
Tak mau fokus di satu segmen, Bank BJB juga berencana meramaikan kredit infrastruktur. Belum lama ini, BJB ikut dalam sindikasi untuk proyek jalan tol ruas Cikampek-Palimanan. "Kredit tersebut masuk jenis korporat. Dana yang disiapkan adalah Rp 1 triliun," tambahnya.
Walaupun tetap ingin menambah portofolio kredit infrastruktur, Bank BJB hanya tertarik pada pembangunan jalan tol dan pembangkit listrik. Beberapa proyek lain seperti pelabuhan dan rel kereta api tak terlalu dilirik karena bank mengaku kurang ahli di bidang ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News