kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit hanya tumbuh 6,35%, OJK Jabar dukung sinergi bank dengan sektor pertanian


Rabu, 24 Januari 2018 / 09:05 WIB
Kredit hanya tumbuh 6,35%, OJK Jabar dukung sinergi bank dengan sektor pertanian


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Pertumbuhan kredit nasional yang tidak sesuai dengan target 11% dengan capaian hanya 8,35% juga dialami di Jawa Barat. Di Jawa Barat pertumbuhan kredit hanya tembus di angka 6,35%.

Sekadar informasi, realisasi KUR pada 2017 lalu telah tembus di angka 95% dari target. Kontribusi Jawa Barat pada KUR itu disebut berada di tiga terbesar dibanding dengan provinsi lainnya.

"Tapi debiturnya 50% orang lama," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional II Jawa Barat, Sarwono belum lama ini saat membuka peresmian Kantor Cabang Rabobank Bandung.

Di Jawa Barat, Sarwono melihat potensi pertanian sangat tinggi. Oleh karena itu, dalam acara peresmian bank yang berfokus pada penyaluran kredit untuk pangan dan agrikultur tersebut, Sarwono mendukung adanya sinergi antara perbankan dengan sektor pertanian.

Ia menilai, penyaluran kredit dengan menggunakan model kluster merupakan model yang perlu diterapkan di Jawa Barat. "Jadi bukan hanya memikirkan petani, tapi pembelinya juga dipikirkan," kata Sarwono.

Sepakat dengan hal tersebut, Direktur Utama Rabobank Jos Luhukay juga akan berfokus melakukan pembiayaan yang aktif melihat rantai transaksi dari lini bisnis pangan dan agrikultur. Ia mencontohkan, perbankan perlu mengetahui terkait apa-apa yang diperlukan nelayan untuk penjualan ikan.

"Jadi itu yang harus kita bangun. Misalnya membiayai pembangunan cold storage," jelas Jos pada acara yang sama.

Hal tersebut juga memberikan kontribusi bagi penurunan risiko kredit macet atau non performing loan (NPL). Dengan menerapkan model penyaluran pembiayaan secara komprehensif dari produksi, distribusi, hingga penjualan, maka pihaknya mampu menekan NPL di angka sekitar 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×