kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit infrastruktur Bank Mandiri tembus Rp 40 T


Jumat, 13 Oktober 2017 / 17:22 WIB
Kredit infrastruktur Bank Mandiri tembus Rp 40 T


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menyatakan siap jika diminta untuk menyalurkan kredit ke proyek-proyek pembangunan infrastruktur milik pemerintah. Senior Executive Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar bahkan mengatakan khusus untuk tahun 2017 ini pihaknya sudah memiliki pipeline kredit mencapai Rp 40 triliun khusus untuk kredit infrastruktur.

Lebih lanjut, pihaknya menambahkan dari segmen korporasi Bank Mandiri optimis penyaluran kredit untuk tahun ini mampu tumbuh sebesar 10% dibandingkan tahun lalu.

Jika dibandingkan dengan pencapaian kredit korporasi Bank Mandiri pada tahun 2016 yang mencapai Rp 226 triliun, artinya perseroan mematok realiasi kredit korporasi mampu mencapai Rp 248,6 triliun.

“Tumbuh di atas 10% untuk saat ini. Kredit diberikan untuk pembiayaan infrastruktur maupun bidang lain,” ujarnya saat ditemui di kantor pusat PT Jasa Marga, Jakarta, Jumat (13/10).

Salah satu strategi untuk mendorong kredit infrastruktur antara lain dengan memperbanyak kredit sindikasi. Sekadar informasi, Alexandra mengatakan sampai akhir tahun 2017 saja pihaknya masih akan menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp 15 triliun sampai Rp 20 triliun.

Bank berlogo pita emas ini mengungkap, lebih dari 40% dari total penyaluran kredit Mandiri akan difokuskan untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur. Dari pembiayaan infrastruktur itu, sebesar 70% dialokasikan untuk proyek pembangunan jalan tol dan pembangkit listrik.

“Berdasar portfolio kami 40% disalurkan untuk pembiayaan infrastruktur. Porsi mayoritasnya ke toll road dan pembangkit listrik, infrastruktur termasuk konstruksi juga,” jelasnya.

Alexandra mengungkapkan kredit jenis pembiayaan infrastruktur ini tidak banyak menyumbang angka kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). Berdasarkan catatan Bank Mandiri, NPL untuk pembiayaan infrastruktur hanya di bawah 1%. “Semua performance-nya baik, jadi semestinya tidak ada yang menjadi NPL. Kita terus menjaga itu,” tambahnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×