kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Kredit Investasi Masih Jadi Penopang di Tengah Melambatnya Pertumbuhan Kredit


Jumat, 22 Agustus 2025 / 18:28 WIB
Kredit Investasi Masih Jadi Penopang di Tengah Melambatnya Pertumbuhan Kredit
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin (11/8/2025). Data Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga Juli 2025 kredit perbankan hanya tumbuh 7,03% secara tahunan.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terus menunjukkan perlambatan. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga Juli 2025 kredit perbankan hanya tumbuh 7,03% secara tahunan (year-on-year/YoY). 

Angka ini melambat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 7,77% YoY, dan bahkan menjadi yang terendah sejak Maret 2022 ketika pertumbuhan hanya 6,65% YoY.

Meski demikian, segmen kredit investasi masih mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan jenis kredit lain. BI melaporkan kredit investasi tumbuh 12,42% YoY pada Juli 2025. Sementara itu, kredit konsumsi hanya naik 8,11% YoY dan kredit modal kerja lebih lemah dengan pertumbuhan 3,08% YoY.

Baca Juga: Kredit Investasi Jadi Penopang Pertumbuhan Kredit Perbankan

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, kredit investasi masih menjadi penopang utama di tengah tren perlambatan tersebut. 

“Kredit investasi sepertinya masih menjadi penopang pertumbuhan kredit yang cenderung melambat di tahun 2025. KI masih bertumbuh tinggi karena adanya kebutuhan investasi di sektor-sektor tertentu yang prospektif,” kata Trioksa kepada Kontan, Kamis (21/8/2025).

Ia menjelaskan, kebutuhan investasi tetap tinggi di sejumlah sektor seperti pengangkutan, komunikasi, penggalian, dan pertambangan. Menurutnya, kenaikan harga komoditas juga turut mendorong permintaan investasi. 

“Kebutuhan investasi masih ada karena adanya peningkatan kebutuhan dari masyarakat dan harga komoditas yang cenderung naik, seperti untuk penggalian dan pertambangan,” ujar Trioksa.

Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat Signifikan, Gubernur BI Ungkap Pemicunya

Optimisme juga datang dari perbankan besar. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat pertumbuhan kredit investasi sebesar 25,4% YoY hingga Maret 2025.

Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyebut sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan transportasi menjadi penyumbang utama. 

“Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, Bank Mandiri optimistis dapat mengejar target pertumbuhan kredit secara konsolidasi sesuai dengan guidance. Kami akan terus memfokuskan pertumbuhan kredit pada sektor prospektif dan resilien dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga memandang pembiayaan investasi masih memiliki ruang pertumbuhan. 

Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyampaikan, kinerja perseroan hingga Juni 2025 masih sesuai rencana, baik dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) maupun penyaluran pembiayaan. 

Baca Juga: Dinar dan Dirham di Tengah Euforia Logam Mulia Emas serta Perak, Cek Prospeknya

“Kami melihat masih ada ruang untuk pertumbuhan permintaan pembiayaan investasi dari industri pada semester II ini, terutama dari sektor-sektor yang punya prospek untuk bertumbuh dan memiliki nilai keberlanjutan tinggi yang memang selaras dengan fokus BSI di sektor ESG (Environmental, Social, Governance),” kata Bob.

Berbeda dengan Mandiri dan BSI, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) justru mencatat perlambatan pada kredit investasi di Juli 2025. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, perlambatan terjadi karena banyak nasabah masih bersikap menunggu penurunan bunga kredit sejalan dengan pemangkasan BI-Rate. 

“Di Juli agak melambat. Coba kami monitor di kuartal-III ini ya. Agak sulit untuk diprediksi. Kalau di nasabah kami hanya soal timing saja. Mungkin juga menunggu bunga kredit turun karena pelaku usaha juga tahu BI-Rate turun,” ujar Lani.

Baca Juga: Investasi Jangka Pendek Saat Pasar Fluktuatif, SBN Ritel, Deposito atau Reksadana?

Meski kredit investasi melambat, penyaluran kredit CIMB Niaga secara total tetap tumbuh 6,8% YoY menjadi Rp 231,8 triliun per Juni 2025. 

Pertumbuhan ini didorong segmen korporasi yang naik 9,3% YoY, Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar 7,3% YoY, serta kredit konsumer yang meningkat 4,7% YoY. Kenaikan paling tinggi terjadi pada Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang melonjak 26,7% YoY.
 

Selanjutnya: Wamenaker Noel Ditetapkan Sebagai Terangka, KPK Jelaskan Kronologinya

Menarik Dibaca: Perayaan 50 Tahun, Polytron Hadirkan Fun Run hingga Konser Musik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×