Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan awal tahun 2019, pertumbuhan kredit perbankan sudah mulai melesat naik menyentuh dua digit. Data analisis uang beredar Bank Indonesia (BI) per Februari 2019 mencatatkan total kredit perbankan sudah tumbuh 12% secara year on year (yoy) menajdi Rp 5.254,7 triliun.
Nah, bila dirinci berdasarkan jenis kreditnya, memang kredit perbankan masih didominasi oleh kredit modal kerja (KMK) dengan realisasi mencapai Rp 2.401,5 triliun alias 45,7% dari total kredit secara industri.
Namun, jenis kredit investasi (KI) tercatat tumbuh paling tinggi di dua bulan pertama 2019 dengan pertumbuhan mencapai 13,4% secara yoy menjadi Rp 1.327,8 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan KMK yang naik 12,9% yoy dan kredit konsumsi (KK) yang tumbuh melambat sebesar 9,5% yoy di bulan Februari 2019.
Dalam analisisnya, bank sentral menjelaskan peningkatan pada kredit investasi ini utamanya terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih (LGA) serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Peningkatan KI pada sektor LGA tercatat naik dari 15,3% yoy pada bulan Januari 2019 menjadi tumbuh 16,1% pada Februari 2019 terutama didorong oleh subsektor ketenagalistrikan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sementara KI di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tercatat naik 10,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang baru naik 9,5% yoy. Kenaikan sektor ini bersumber pada subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Lampung menurut BI.
Beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id mengamini kalau di tahun ini peluang peningkatan kredit investasi masih cukup terbuka. Walau ada kecenderungan melambat lantaran banyak pelaku usaha terutama investor yang menahan diri sambil menunggu kondisi ekonomi stabil.
Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang membocorkan kalau per Maret 2019, kredit investasi BTN mampu tumbuh di atas 18% secara tahunan. Pertumbuhan KI di BTN sejalan pula dengan kenaikan kredit BTN secara total yang tumbuh di atas 19% di kuartal I tahun ini.
Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso memproyeksikan tahun ini pihaknya mampu memupuk pertumbuhan kredit investasi hingga berkisar antara 18%-20%.
"Pada kuartal II tahun ini diperkirakan kredit investasi akan mengalami perlambatan. Mengingat para investor yang biasanya akan wait and see terkait Pilpres yang akan dilaksanakan bulan ini," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/4).
Bank bersandi bursa BBTN ini menambahkan, sektor yang masih menjadi andalan dan potensial untuk kredit investasi antara lain sektor pariwisata. Sebab, menurutnya selama ini banyak pengajuan kredit investasi melalui BTN yang digunakan untuk membangun hotel, restoran dan guest house.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan pihaknya justru tak mencetak pertumbuhan pada jenis kredit investasi (KI) di kuartal I 2019.
Alasannya, perseroan memang tidak fokus memberikan kredit investasi melainkan lebih banyak ke kredit modal kerja. "Di kami portofolio kredit investasi tidak besar dan sejauh ini tidak ada pertumbuhan," singkatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News