kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kredit konsumsi dan mikro mengerek NIM perbankan


Selasa, 30 April 2013 / 10:33 WIB
Kredit konsumsi dan mikro mengerek NIM perbankan
ILUSTRASI. Harga saham BCIP & SMRA kompak menghijau di sesi pertama bursa Rabu (17/11). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.


Reporter: Nina Dwiantika, Roy Franedya |

JAKARTA. Akhirnya, Bank Mandiri, CIMB Niaga dan Bank Central Asia mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2013. Bank Mandiri dan CIMB Niaga berhasil mencetak laba besar, meski pertumbuhan kredit mereka di bawah rata-rata industri.

Per Maret 2013, Mandiri mencetak laba bersih Rp 4,3 triliun atau tumbuh 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya tapi kredit hanya tumbuh 19,7% menjadi Rp 391,6 triliun. Laba CIMB Niaga mencapai Rp 1,05 triliun atau tumbuh 12% dan penyaluran  kredit naik 13% menjadi Rp129,83 triliun. Sementara BCA mencetak laba Rp 2,9 trilun atau melesat 25,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan kredit BCA menanjak 26,7% menjadi Rp 209,2 triliun.

Salah satu keberhasilan Mandiri dan BCA mencetak laba karena peningkatan net interest margin (NIM). Mandiri mencatatkan kenaikan NIM dari 5,03% menjadi 5,38%. Sementara NIM BCA naik dari  5,2% menjadi 5,9%.

Kenaikan NIM ini lantaran  perbankan gencar menyalurkan kredit konsumsi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki margin tinggi. Di Mandiri, kredit komersial tumbuh 23,6%, konsumer 21,1%, mikro tumbuh 58% dan business banking tumbuh 24,5%. Sementara kredit korporasi hanya beringsut 10% menjadi Rp 125 triliun.

Di BCA, kredit konsumer berlari paling kencang, tumbuh 34,4% menjadi Rp 71,7%. penopangnya, kredit pemilikan rumah (KPR), melonjak  43,1%. Selanjutnya, kredit komersial dan UKM yang tumbuh 30,2% menjadi Rp 105,7 triliun. Pertumbuhan kredit korporasi BCA 17,2% menjadi Rp 105,7 triliun.

Gambaran yang sama juga terjadi di CIMB Niaga. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor asal  Malaysia ini mencatatkan pertumbuhan tertinggi dari personal loan dan mikro. "Masing-masing meningkat  75% dan 56%," kata Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga

Kredit ke sektor komersial memberikan kontribusi terbesar dalam penyaluran kredit CIMB Niaga, yakni mencapai 40% atau senilai Rp59,60 triliun. Menyusul kredit konsumer sebesar Rp 45,09 triliun atau berkontribusi 31% dari total kredit, dan korporasi sebesar Rp 42,37 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan perekonomian global yang belum stabil dan inflasi yang terus meningkatm, menyebabkan  perseroan berhati-hati mengucurkan kredit. "NIM besar menjadikan kami mampu menjaga pertumbuhan laba," ujarnya, Senin (29/4).

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, menambahkan setiap tahun pertumbuhan NIM Mandiri tetap terjaga baik.  Mandiri berencana menekan NIM menjadi 5,5% pada akhir tahun  2013.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menjelaskan kenaikan NIM BCA lantaran penurunan  bunga deposito lebih tinggi ketimbang bunga kredit. Saat ini dengan dana di bawah Rp 2 miliar, BCA hanya memberi suku bunga deposito sebesar 3,25% setahun.

Pada kuartal I-2013, deposito  BCA merosot 10,7% menjadi Rp 69,4 triliun. sedangkan dana murah mencapai
Rp 298,5 triliun atau meningkat 15,9%. Tahun ini BCA akan jaga NIM di angka 5,9%.       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×