Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan secara perlahan mengalami perbaikan, setidaknya sejak akhir tahun 2023. Adapun, kredit korporasi bisa dibilang menjadi salah satu penopang pertumbuhan kredit sepanjang 2024 berjalan.
Hal tersebut setidaknya tercermin dari kredit korporasi yang tercatat tumbuh lebih tinggi mencapai 16,2% secara tahunan (YoY) atau senilai Rp 3.953,7 triliun. Sementara, kredit perorangan yang tercatat hanya tumbuh 6,4% YoY dengan nilai Rp 3.386,9 triliun.
Meski demikian, di saat kredit korporasi tumbuh baik, laporan Dana Moneter Internasional (IMF) justru menyebutkan bahwa perusahaan yang tidak produktif dan sulit bertahan atau kerap dikenal dengan zombie corporate tengah menjadi tantangan, bahkan tingkat zombifikasi lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain di kawasan.
Baca Juga: Ditopang Segmen Korporasi, Pertumbuhan Kredit Diproyeksi Capai 10,79% di 2024
Tingginya tingkat utang dari perusahaan zombie ini terjadi kala pertumbuhan kredit korporasi meningkat. Hal ini memunculkan potensi adanya permintaan kredit korporasi hanya untuk melunasi utang.
Meski demikian, beberapa bankir pun menampik kondisi tersebut. Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo mengungkapkan mayoritas permintaan kredit segmen korporasi di Bank Mandiri digunakan untuk ekspansi bisnis baik kredit investasi maupun modal kerja.
“Terlebih kebanyakan berasal dari sektor pertambangan dan jasa keuangan,” ujar Sigit kepada Kontan, Kamis (8/8).
Sigit menyebutkan kredit segmen wholesale Bank Mandiri telah tumbuh mencapai 27% YoY per Juni 2024, atau sebesar Rp 823,8 triliun. Di mana, ia menilai permintaan kredit dari segmen ini yang masih baik.
Sependapat, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk Efdinal Alamsyah bilang semua portofolio kredit korporasi OK Bank semuanya digunakan untuk keperluan ekspansi bisnis.
Bukan tanpa alasan, ia menilai kualitas kredit yang digunakan ekspansi kredit akan lebih baik daripada yang digunakan untuk bayar utang. Alasannya, dengan melakukan ekspansi , kinerja keuangan diharapkan akan semakin baik dan perusahaan semakin berkembang.
“Sebaliknya apabila digunakan untuk membayar utang, kinerja perusahaan akan tetap sama seperti sebelum diberikan kredit,” ujarnya.
Meski demikian, ia menilai bahwa saat ini kredit korporasi kredit korporasi di OK Bank mengalami penurunan 11% dari posisi akhir 2023. Alasannya, karakteristik kredit korporasi biasanya jumlahnya besar dan suku bunganya relatif rendah.
“Hanya bank-bank yang mempunyai sumber dana murah dan besar yang diuntungkan untuk dapat melakukan ekspansi kredit korporasi, misal bank-bank KBMI 4,” tambahnya.
Baca Juga: Bidik Segmen Korporasi, Bank Neo Salurkan Kredit Modal Kerja Rp 350 Miliar per Juli
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan tak menampik ada juga portofolio kredit korporasi yang digunakan untuk melunasi utang maupun ekspansi. Porsinya setengah-setengah.
Meski demikian, ia bilang semua jenis kredit tersebut telah melalui analisa kredit yang sifatnya one on one. Artinya, prosesnya pun sangat spesifik.
“Kalau yang mempengaruhi kredit kan sejatinya cash flow dan aktivitas dari perusahaan itu sendiri,” ujar Lani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News