kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit macet komoditas bebani laba bank


Jumat, 17 Februari 2017 / 06:05 WIB
Kredit macet komoditas bebani laba bank


Reporter: Dessy Rosalina, Galvan Yudistira, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kendati harga komoditas mulai bangkit, ada baiknya para bankir tak jor-joran mengguyur kredit ke sektor ini. Sebab, hingga akhir tahun lalu kinerja perbankan masih dibebani tumpukan kredit bermasalah (non perfoeming loan/NPL), utamanya dari sektor komoditas.

Iklim suram di sektor komoditas masih menjadi pekerjaan rumah para bankir di tahun ini. Mengacu data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL pertambangan dan penggalian tembus ke level 7,37% per November 2016 sekaligus NPL tertinggi di antara seluruh sektor kredit.

Rasio NPL ini melompat dari level 4,2% di akhir 2015. Besaran NPL sektor pertambangan juga sudah melewati batas aman yang dipatok OJK maksimum di level 5%. Nilai kredit macet di sektor pertambangan tercatat Rp 9,40 triliun dari total kucuran kredit sebesar Rp 127,51 triliun.

Tak bisa dipungkiri, tumpukan kredit bermasalah sektor komoditas merongrong keranjang laba perbankan. Misalnya saja Bank Permata yang harus menyisihkan dana cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 922,74 miliar untuk kredit bermasalah sektor pertambangan yang mencapai Rp 1,11 triliun di 2016.

Tahun lalu, NPL korporasi non BUMN Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun harus naik ke level 5,6%. Kucuran kredit BRI ke sektor perkebunan sebesar 43,32% dari total kredit korporasi non BUMN sebesar Rp 84,1 triliun di 2016. Dus, tahun lalu BRI merestrukturisasi sekitar 6,9 triliun kredit di segmen korporasi.

Bank Negara Indonesia (BNI) menerapkan aksi serupa untuk bersih-bersih NPL. Tahun lalu, BNI merestrukturisasi kredit sekitar Rp 10,7 triliun. Dari jumlah itu, kredit sektor perkebunan menyumbang 15,1%, disusul sektor tambang 9,2%

.Dus, CKPN BNI pun naik menjadi Rp 16,12 triliun di 2016 dari Rp 11,67 triliun di tahun sebelumnya. Beruntung, laba bersih BNI sebesar Rp 11,34 triliun, tumbuh 25,1% secara tahunan . Sementara, BRI harus membuat pencadangan hingga Rp 13,79 triliun di tahun lalu.

Akibatnya, pertumbuhan laba BRI hanya naik 3,2% jadi Rp 26,23 triliun.Tapi, pemulihan harga komoditas yang masih tak menentu tak menyurutkan bank untuk menambah porsi kredit komoditas.

"Untuk sektor perdagangan, tahun ini Bukopin akan menambah kredit ke komoditas," ujar Adhi Brahmantya, Direktur Pengembangan Bisnis dan TI Bank Bukopin, Kamis (16/2). Yang jelas. OJK mengklaim masa puncak NPL sudah terlewati di tahun lalu. Tahun ini, NPL akan menyusut seiring membaiknya ekonomi dan harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×