kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kredit macet membayangi langkah perbankan


Selasa, 17 Juni 2014 / 08:02 WIB
Kredit macet membayangi langkah perbankan
ILUSTRASI. Link twibbon Imlek Gong Xi Fa Cai 2023.


Reporter: Nina Dwiantika, Dea Chadiza Syafina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi menjadi momok menakutkan bagi perbankan. Maklum, bila ekonomi seret, kemampuan debitur mengembalikan utang ke perbankan turut terganggu. Atas dasar itulah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti perbankan mencermati betul rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Pantauan OJK, tekanan terhadap debitur semakin membesar dengan adanya kenaikan biaya dana yang berujung pada tren kenaikan bunga kredit. Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner Bidang Pengaturan Perbankan OJK, memprediksi, perlambatan ekonomi dan pengetatan likuiditas bakal memicu kenaikan NPL perbankan. Proyeksi OJK, secara keseluruhan, NPL perbankan nasional masih bisa terjaga di bawah level krusial 5% di akhir tahun.

Namun, kenaikan NPL berpotensi membesar di semester II. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi, diantaranya; bunga kredit terus naik, bank tidak selektif dalam penyaluran kredit dan bank tidak mengerem pertumbuhan kredit sesuai arahan OJK di level 15%-17%. "Kemungkinan kenaikan NPL selalu ada," ujar Mulya, Senin (16/6).

Anika Faisal, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) menyatakan, kenaikan NPL sudah dirasakan bankir sejak awal tahun 2014. "Pada periode awal tahun ini, NPL cenderung meningkat. Salah satu pemicunya memang perekonomian yang kurang kondusif," katanya.

Anika bilang, kenaikan rasio kredit macet banyak terjadi pada kredit baru. Kredit dengan bunga mengambang atau floating, semisal kredit pemilikan rumah (KPR) pun mengalami tren kenaikan NPL. "Bank perlu lebih ketat dalam menerapkan asas kehati-hatian," ujar Anika.

Di kuartal I, NPL kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melonjak tinggi. Temuan awal Bank Indonesia (BI), kenaikan NPL UMKM terbesar terjadi pada kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I dan BUKU 2, atawa bank kecil. Contoh, NPL kredit UMKM Bank Jawa Barat dan Banten (BJB). NPL gross bank yang berbasis di Bandung ini sebesar 16,4% per akhir Maret 2014. Tahun lalu, NPL perbankan nasional sebesar 1,8%. Prediksi pasar, NPL berpotensi naik ke level 2,5% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×