kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPL tinggi, OJK bisa batasi kredit UMKM


Rabu, 04 Juni 2014 / 06:00 WIB
NPL tinggi, OJK bisa batasi kredit UMKM
ILUSTRASI. Harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.032.000 pada Minggu (8/1). SURYA/PURWANTO


Reporter: Nina Dwiantika, Issa Almawadi | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank-bank yang memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tinggi pada kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), untuk mengajukan rencana (action plan) mengurangi NPL.

Action plan ini menjadi ukuran bank dalam penyelesaikan kredit macet. "Jangka waktu penyelesaian selama 6 bulan–12 bulan yang akan kami uji setiap bulan," kata Irwan Lubis, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK, kepada KONTAN, Selasa (3/6).

Isi action plan itu terdiri dari perbaikan proses pemberian kredit, manajemen risiko di kredit UMKM, restrukturisasi utang, serta penagihan kredit macet. Jika action plan sudah dilaksanakan dan tak ada perbaikan serta minim potensi penagihan, OJK akan meminta bank menghapus buku kredit macet itu.  "Pengawas juga akan meminta bank untuk membatasi penyaluran kredit pada sektor tersebut sampai mereka dapat mengendalikan risiko NPL," tambah Irwan.

Biasanya, kenaikan NPL terjadi pada kelompok bank yang tak punya spesialisasi di segmen ini. OJK menyarankan bank yang kesulitan menyalurkan kredit UMKM, mau membangun linkage atau channeling dengan bank lain.

Sayang, OJK tak menyebut bank-bank yang memiliki NPL tinggi pada kredit UMKM.  "Ada lumayan banyak bank yang NPL UMKM-nya tinggi," imbuh Halim Alamsyah, Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia (BI).

Hanya saja, data menunjukan, bank yang masuk kategori BUKU 2 mencatat NPL tertinggi kredit UMKM yakni sebesar 5,71%,  dan sebesar 3,44% pada bank BUKU 4.

Setiawan Sudarmadji, General Manager Bisnis Mikro Bank Bukopin mengaku, pihaknya bisa menjaga NPL kredit UMKM dengan memperkuat tim collection pada sistem penagihan, serta memperbaiki seleksi nasabah. "Kami mampu menjaga NPL untuk mikro di bawah 1%, dengan rata-rata pertumbuhan kredit 10%," kata dia.

Mandiri bidik perumbuhan 20%

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bakal memperkuat penyaluran kredit UMKM. Tahun ini, bank  milik pemerintah ini menargetkan kredit ke UMKM, setidaknya bisa tumbuh sekitar 20%. "Kami fokus lebih banyak ke UMKM. Kredit korporasi memang sengaja kami perlambat," tutur Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Selasa (3/6).

Hingga akhir tahun lalu, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit kepada lebih dari 649.000 nasabah UMKM dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 64,6 triliun. Kredit UMKM sendiri masuk dalam bagian kredit ritel Bank Mandiri yang  membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 130,2 triliun atau tumbuh 23,7% pada tahun 2013.

Adapun, penyaluran kredit korporasi akan direm tahun ini. Sebelumnya, Budi menyatakan, kredit korporasi melambat lantaran segmen korporasi masih dipengaruhi oleh sentimen pasar yang cenderung meredup di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×