CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.317   -5,08   -0,07%
  • KOMPAS100 1.119   -1,02   -0,09%
  • LQ45 888   3,38   0,38%
  • ISSI 221   -0,82   -0,37%
  • IDX30 455   2,11   0,47%
  • IDXHIDIV20 547   1,39   0,26%
  • IDX80 128   -0,04   -0,03%
  • IDXV30 137   0,00   0,00%
  • IDXQ30 151   0,24   0,16%

Kredit mubazir OCBC NISP capai 25% dari total kredit


Senin, 18 Oktober 2010 / 20:10 WIB
Kredit mubazir OCBC NISP capai 25% dari total kredit
ILUSTRASI. Orang Terkaya di Dunia - Jeff Bezos


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), per Agustus 2010 kredit mubazir alias undisbursed loan mencapai Rp 512,26 triliun. Angka ini naik hingga 81,32% bila dibandingkan jumlah kredit mubazir per Agustus 2009 yang hanya mencapai Rp 282,50 triliun.

Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja Parwati mengatakan, posisi undisbursed loan di banknya sekarang mencapai 25% dari total kredit. Kredit mubazir tersebut naik sekitar 40% YoY (Agustus 2010). Parwati bilang, peningkatan kredit yang belum dicairkan tersebut meningkat di semua sektor. "Kenaikan antara lain disebabkan oleh pemberian kredit baru dan persyaratan untuk penarikan pinjaman belum terpenuhi seperti proyek yang dibiayai," ujarnya.

Wakil Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk Roosniati Salihin mengatakan, secara umum kredit Panin Bank tumbuh 25%. Sementara itu kredit mubazirnya sebesar Rp 10 triliun. "Rp 10 triliun itu yang belum dipakai pada waktu tanggal pelaporan. Jadi bisa berubah-ubah setiap saat. Kan yang penting jumlah outstanding atau yang digunakan," tandasnya.

Roosniati sendiri enggan menyebutkan trend kredit yang belum dicairkan di banknya. Sebab menurutnya, jumlahnya tidak begitu penting karena berubah terus. "Bisa diatur pemberian kredit secara efektif apabila debitur siap tarik. Tapi makin besar jumlah kredit maka yang belum ditarik bisa saja besar pada saat-saat tertentu," jelasnya.

Menurut Roosniati, sektor yang paling banyak menyumbangkan kredit mubazir adalah sektor modal kerja atau kredit rekening koran yang biasanya dipakai bila perlu dengan jangka waktu tertentu, revolving istilahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×