kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit naik 13%, laba BTPN susut tipis


Rabu, 04 Maret 2015 / 10:14 WIB
Kredit naik 13%, laba BTPN susut tipis
ILUSTRASI. 8 Langkah Persiapan Sebelum Tes Kesehatan, Intip Tipsnya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/12/2020.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun lalu, musim perlambatan laba menerjang hampir seluruh bank kelas menengah. Terbaru, ada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang merilis rapor kinerja yang melesu. 

Sepanjang tahun 2014, laba bersih BTPN mencapai Rp 1,85 triliun, lebih rendah 13% ketimbang tahun 2013 yang sebesar Rp 2,13 triliun. “Kenaikan suku bunga acuan mengerek suku bunga deposito. Ini berpengaruh pada cost of fund kami," ujar Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, Selasa (3/3).

Padahal, penyaluran kredit bank pensiunan ini cukup gencar di tahun lalu. Di tengah perlambatan kredit, BTPN mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 13% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 52 triliun per 31 Desember 2014.

Pencapaian ini sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri yang berada di kisaran 11,58%. Tahun lalu, mesin pertumbuhan BTPN adalah kredit segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mampu tumbuh 22%.

Selain membiayai segmen UMKM, BTPN juga menyalurkan kredit pensiunan dan kredit ke kelompok masyarakat prasejahtera produktif melalui anak usaha BTPN Syariah. Kucuran kredit ke segmen productive poor tumbuh 85% dari Rp 1,35 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit dibarengi dengan kualitas kredit yang tetap terjaga. BTPN mempertahankan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) gross di level 0,7%. 

Sayangnya, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BTPN lebih rendah ketimbang pertumbuhan kredit. Tahun lalu, BTPN mengumpulkan DPK  mencapai Rp 53,3 triliun, tumbuh tipis 2%.

Dus, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio atau LDR mencapai 97%. Namun, jika menghitung pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, rasio likuiditas BTPN terbilang longgar di level 84%.

BTPN terus mendiversifikasi sumber pendanaan. Terbaru, BTPN meraih pinjaman dari IFC senilai US$ 300 juta pada 27 Februari 2015. Sebanyak US$ 75 juta diberikan IFC. Sisanya US$ 225 juta, bersumber dari kantong Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×