Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pengamat perbankan menilai pertumbuhan kredit bank akan terus tersendat seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 hanya 4,71%.
Tony Prasetiantono, Ekonom Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) pesimis target kredit perbankan dapat tembus 15%-17% pada akhir tahun ini. Menurutnya target kredit perbankan akan jauh lebih kecil.
“Akan ada revisi pertumbuhan kredit hanya 10%-12% di tahun ini,” katanya, Rabu (6/5).
Menurutnya sektor yang masih mendukung pertumbuhan kredit adalah makanan dan minuman, sawit dan telekomunikasi. Sedangkan, sektor komoditas masih memiliki risiko tinggi terhadap kredit bank, karena permintaan dan harga untuk batubara terus turun.
Asumsinya, jika pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,8% pada tahun ini, maka kredit akan tumbuh 15%-17%. Namun, jika pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,2% sampai akhir tahun ini maka kredit hanya 10%-12%.
Perlambatan kredit, lanjut Tony, akan berdampak pada pendapatan laba perbankan. Khusus bank-bank menengah dan kecil jangan berharap dapat mencetak pertumbuhan laba double digit.
Karena pendapatan bunga akan tertekan sejalan dengan melambatnya kredit, terlebih masih ada tekanan pada risiko kredit bermasalah.
“Untuk bank yang labanya turun karena kredit bermasalah butuh 2 tahun untuk recovery,” tambahnya.
Informasi saja, perbankan mencatat pertumbuhan laba 4,20% menjadi Rp 18,06 triliun per Februari 2015, dibandingkan Februari 2014 yang Rp 17,33 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News