Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sejumlah bank papan atas mengalami kelebihan likuiditas karena penurunan permintaan kredit. Alhasil, Bank Indonesia (BI) menampung dana besar kelebihan likuiditas bank tersebut.
Sebenarnya, imbal hasil penempatan dana di BI lebih kecil dibandingkan bank menyalurkan kredit. Misalnya, bank akan memperoleh imbal hasil 6,13% per Maret 2015 dari penempatan dana di BI, dari perolehan imbal hasil 5,94% per Maret 2014. Sedangkan, dari penyaluran kredit, bank akan memperoleh imbal hasil sekitar 10,52%.
Misalnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI), mencatat kenaikan penempatan dana di BI sebesar 83,56% menjadi Rp 107,83 triliun (bank only) per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 58,74 triliun per Maret 2014.
Sedangkan, konsolidasi naik 82,44% menjadi Rp 111,16 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 60,93 triliun per Maret 2014.
“Kedepan, tren penempatan dana di BI akan turun karena mulai ada permintaan kredit pada kuartal II-2015,” kata Heru Koemaharyo, Direktur Keuangan BRI, akhir pekan. Wajar saja, penempatan dana di BI naik, karena BRI mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 25,3% pada kuartal I-2015.
Yakni mencapai Rp 610,93 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 615,71 triliun per Maret 2014. Sedangkan, kredit hanya tumbuh 9,6% menjadi Rp 493,37 triliun per Maret 2015, dibandingkan Rp 450,15 triliun per Maret 2014. “Kami memproyeksikan kredit akan mencapai 15%-17% tahun ini dengan permintaan terbesar pada semester II-2015 ketika pemerintah melakukan belanja modal,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News