Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Hasbi Maulana
Di sisi lain, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, bahwa secara historis penyaluran kredit PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) di awal tahun tidak sekencang apabila dibandingkan dengan penyaluran kredit pada akhir tahun.
"Namun ke depan BRI optimis laju pertumbuhan kredit akan meningkat, seiring dengan adanya momentum Ramadhan dan Lebaran. Sektor utama penopang kredit BRI masih pada sektor perdagangan besar dan eceran serta pertanian," kata Aes.
Asal tahu saja, secara konsolidasi BRI berhasil membukukan penyaluran kredit mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022. Nilai itu tumbuh 9,2% year on year (YoY) dibandingkan posisi 2021 sebesar Rp 1.042,86 triliun.
Secara umum, BRI menargetkan pertumbuhan kredit double digit sebesar 10%-12% YoY pada tahun 2023, dengan main driver pertumbuhan masih pada segmen UMKM utamanya segmen mikro dan segmen ultra mikro.
Aes menjelaskan, salah satu skenario yang berpotensi terjadi di tahun ini yaitu ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh melanjutkan pemulihan yang sedang berlangsung, namun disertai dengan tekanan kenaikan inflasi dan terdapat ancaman terkait kualitas kredit perbankan.
Untuk menanggulangi hal ini strategi khusus yang akan dilakukan BRI adalah, mempercepat proses write-off, untuk recovery rate yang tinggi, mempertahankan coverage ratio yang cukup, tumbuh selektif, disertai enhancement credit risk model serta menetapkan loan portofolio guideline (LPG) yang moderat, dan pemantauan kualitas pinjaman dengan intensif dan menyiapkan berbagai simulasi serta antisipasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News