Reporter: Andri Indradie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Rapor penyaluran kredit properti bank plat merah tahun ini ciamik. Per Agustus 2011, kredit properti bank persero tumbuh sebesar 18,74% dari akhir tahun lalu menjadi Rp 107,48 triliun. Bila dihitung year on year, kredit bank persero tumbuh sebesar 24,05%.
Rinciannya, kredit konstruksi sebesar Rp 25,32 triliun dan kredit real estate Rp 4,97 triliun. Sisanya, terdiri dari kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) sebesar Rp 77,18 triliun.
Pertumbuhan kredit properti terbesar kedua ditempati oleh bank umum. Per Agustus 2011, bank umum menyalurkan kredit properti Rp 139,06 triliun atau tumbuh 14,60% dari posisi akhir 2010 yang sebesar Rp 121,34 triliun. Sedangkan pertumbuhan tahunan, kredit properti bank umum sebesar 8,67% saja alias naik dari posisi Agustus 2010 yang sebesar Rp 111,66 triliun.
Urutan ketiga dipegang oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tumbuh 10,64% (year to date) dari Rp 21,89 triliun menjadi Rp 24,22 triliun. Pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan pertumbuhan tahunan (yoy) yang mencapai 13,55% atau naik dari Rp 21,33 triliun menjadi Rp 24,22 triliun.
Yang apes adalah bank asing dan bank campuran. Entah sengaja mengerem kredit atau permintaan yang menurun, yang jelas, BI mencatat, sepanjang tahun ini, pertumbuhan kredit properti kedua jenis bank ini merosot 5,75% dari Rp 7,30 triliun pada akhir 2010 menjadi Rp 6,88 triliun. Tapi, secara tahunan (yoy), kredit properti bank asing dan bank campuran naik 26% dari Rp 5,46 triliun menjadi Rp 6,88 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News