kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit properti memimpin perlambatan


Jumat, 17 Januari 2014 / 06:45 WIB
Kredit properti memimpin perlambatan
ILUSTRASI. Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini 26/8/2022, Syarat Perpanjang SIM Tidak Aneh-Aneh


Reporter: Issa Almawadi, Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Kredit properti memimpin perlambatan pertumbuhan kredit perbankan nasional mulai akhir tahun lalu. Hal itu merujuk pada hasil survei Bank Indonesia (BI) di kuartal keempat 2013.

Indikasi pelemahan kredit perbankan tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) hasil survei permintaan kredit baru di kuartal keempat 2013. Angka SBT menurun menjadi 88,5% dari kuartal sebelumnya sebesar 90%.

Perlambatan tercatat pada seluruh sektor dan seluruh jenis penggunaan kredit. Penurunan terbesar adalah kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA), sebagai respons atas kenaikan suku bunga dan penerapan regulasi lanjutan BI mengenai loan to value (LTV) pada September 2013.

Penurunan permintaan KPR/KPA tecermin dari tren perlambatan pertumbuhan outstanding pada Oktober dan November 2013, atau setelah berlakunya aturan LTV tahap kedua yang mengatur pemberian kredit properti kedua, ketiga, dan seterusnya.

Survei BI didukung pernyataan beberapa bankir. Pahala N Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan pada triwulan IV 2013, perlambatan pertumbuhan KPR memang terasa. "Jika sampai September tumbuh 30%, di triwulan IV hanya tumbuh 25%. Faktornya karena LTV," terang Pahala, belum lama ini. Tapi tingkat kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit perumahan Mandiri terjaga di 1,5%-1,8%.

Bank OCBC NISP juga pernah mengungkapkan hal yang sama. Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC, menuturkan KPR menjadi salah satu sektor yang melambat. "KPR melambat, tapi UKM dan korporasi relatif masih tumbuh," ujar Parwati.

Perlambatan pertumbuhan kredit diperkirakan berlanjut di 2014. Kondisi ini tecermin pada sebagian besar responden yang memperkirakan pertumbuhan kredit menjadi 19,1% (yoy), melambat dibandingkan perkiraan pertumbuhan kredit tahun 2013 sebesar 20,8% (yoy). Pertimbangan utama responden memproyeksikan perlambatan pertumbuhan kredit, tren pelemahan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan bunga kredit.

Hasil Survei Perbankan menunjukkan, suku bunga, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, meningkat pada kuartal I-2014. Rata-rata responden menebak suku bunga dana (cost of fund) meningkat 128 basis poin (bps), sedangkan suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing naik 27 bps, 16 bps dan 6 bps.

Tahun ini, Bank BNI memperkirakan, pertumbuhan KPR senilai Rp 4 triliun. "Tahun lalu, kami proyeksikan KPR Rp 32,2 triliun atau tumbuh 35% dibanding 2012," ungkap Dodit W Probojakti, GM Product Management Division, Consumer and Retail Banking BNI.

Di sisi lain, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, menegaskan bunga KPR pasti akan naik tahun ini. Tujuannya,  membendung permintaan KPR yang terlalu tinggi. "Sehingga bisa menahan kenaikan harga properti," kata Jahja, tanpa menyebut besaran kenaikan bunga KPR.

CIMB Niaga sudah mengerek bunga KPR sebesar 1%. Tony Tardjo, Head of Consumer Lending Bank CIMB Niaga, mengatakan, saat ini bunga KPR CIMB sebesar 10,5% fix untuk satu tahun pertama. "Ada kenaikan 1%," kata dia. Kenaikan itu tentu saja merespons kenaikan BI rate.

Sedangkan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara memutuskan belum akan menaikkan bunga KPR dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×