kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Nasabah bank kian gemar transaksi dengan kartu


Kamis, 16 Januari 2014 / 20:23 WIB
Nasabah bank kian gemar transaksi dengan kartu
ILUSTRASI. dana kelolaan industri reksadana cenderung turun di tahun ini


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sepanjang tahun 2013, terjadi kenaikan transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas memaparkan, sepanjang 2013, penggunaan kartu debit atau kartu ATM mencapai Rp 10 triliun per hari, naik dari transaksi tahun sebelumnya yang masih Rp 8 triliun per hari.

Penggunaan kartu kredit tahun 2013 juga ikut naik, menjadi Rp 600 miliar per hari dari Rp 553 miliar per hari di tahun 2012. Transaksi uang elektronik juga naik tajam sejak 2012 sampai 2013.

Ronald bilang, rata-rata harian nominal transaksi uang elektronik tahun 2013 mendekati Rp 8 miliar per hari, naik jika dibandingkan 2012 yang hanya mencapai Rp 5 miliar per hari.

Volume transkasi penggunaan uang elektronik tahun 2013 juga naik dengan rata-rata harian mencapai 400.000 per hari. Angka ini naik dari volume pemakaian uang elektronik yang mencapai 275.000 per hari sepanjang 2012.

"Banyak masyarakat yang menggunakan uang elektronik karena ada kerjasama dengan pemerintah DKI Jakarta dan Transjakarta, juga dengan PT KAI. Mereka turut mendongkrak penggunaan uang elektronik," ujar Ronald di Gedung BI, Jakarta, Kamis (16/1).

Ronald menjelaskan, transaksi uang elektronik jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kartu debit, ATM dan kartu kredit. Padahal, dari segi jumlah pemakai, transaksi uang elektronik telah melebihi kartu kredit.

Menurut Ronald, hal ini disebabkan, 60% uang elektronik diterbitkan oleh perusahaan operator telekomunikasi, yang tingkat transaksinya masih sangat rendah.

Lebih lanjut, Ronald menambahkan, infrastruktur mesin ATM juga telah bertambah signifikan. Tahun 2013, jumlah infrastruktur ATM melewati 70.000 unit dari sekitar 65.000 unit ATM di tahun 2012.

"ATM ini nanti kepanjangannya bukan lagi Anjungan Tunai Mandiri, melainkan Anjungan Transaksi Mandiri, karena melalui ATM sekarang bisa melakukan berbagai pembayaran tidak hanya untuk menarik uang," jelas Ronald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×