Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di awal tahun 2024 cukup kencang. Menurut Data Bank Indonesia (BI) kredit pemilikan rumah tapak subsidi hingga yang masuk kategori mewah justru tumbuh positif.
Dalam rinciannya rumah mewah tumbuh mencapai 18,15% secara tahunan (YoY). Bahkan pertumbuhannya berada di atas total kredit pemilikan Rumah Tapak, yang tumbuh 13,01% YoY per Februari 2024. Nampaknya minat masyarakat terhadap rumah mewah meningkat jika dibandingkan dengan Februari 2023 lalu yang hanya tumbuh 5,99% YoY.
Adapun rumah tapak mewah ini merupakan tipe KPR di atas 70 meter persegi (m²), yang biasanya diminati masyarakat menengah ke atas ini dibandrol mulai dari harga Rp 500 juta. Namun harga ini berbeda setiap wilayah daerahnya.
Baca Juga: KPR Bermasalah di Bank Bertambah Rp 3,5 Triliun Dalam Setahun Terakhir
Sementara itu KPR rumah subsidi yakni tipe sampai dengan 21 meter persegi (m2) paling tinggi pertumbuhannya, mencapai 46,52% YoY per Februari 2024. Sebelumnya KPR rumah subsidi terkontraksi 7,99% per Februari 2023.
Untuk KPR tipe lainnya, yakni tipe 22 sampai 70 meter persegi (m²) tercatat tumbuh 9,21% YoY per Februari 2024. Angka ini justru menurun dari tahun lalu yang dapat tumbuh 9,45% per Februari 2023.
Di sisi lain, secara tahunan jenis KPR rumah susun menunjukkan tren penurunan dari 5,84% per Desember 2023 lalu menjadi hanya tumbuh 5,45% per Februari 2024. Begitu juga jika melihat pertumbuhannya secara tahunan, di mana juga menurun dari semula tumbuh 6,97% per Februari 2023.
Sementara itu kredit kepemilikan Ruko/Rukan menunjukkan tren pertumbuhan positif, yakni mencapai 11,10% per Februari 2024, dari sebelumnya tumbuh 9,40% per Desember 2023. Secara tahunan bahkan berhasil melesat naik dari sebelumnya terkontraksi 0,34% per Februari 2023.
Adapun jika melihat harga pasar Ruko/Rukan di Wilayah Jakarta dibandrol mulai dari di atas Rp 1 miliar.
Baca Juga: Penyaluran KPR Perbankan Mengalir Deras di Awal Tahun
Sebelumnya Chief Economist Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo mengatakan kebutuhan yang tinggi tersebut mendorong pertumbuhan penyaluran pinjaman perbankan ke segmen KPR tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit perbankan selama beberapa tahun terakhir.
Winang menyebut berbagai insentif yang telah diberikan pemerintah baik Pajak ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga bantuan dana administrasi hingga Rp4 juta akan membantu masyarakat untuk memiliki rumah pertamanya, begitu juga dengan perbankan yang juga akan meningkatkan penyaluran kredit ke segmen KPR pada tahun 2024.
"Kalau proyeksi BI dan OJK kredit tahun depan bisa tumbuh 10% sampai 12%, jadi perkiraannya KPR akan tumbuh di atas itu, atau minimal tumbuhnya sama dengan total kredit bank," kata Winang belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News